OJK: Relaksasi kredit perbankan di NTT capai Rp3,7 triliun

id NTT,OJK NTT,relaksasi kredit

OJK: Relaksasi kredit perbankan di NTT capai Rp3,7 triliun

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Nusa Tenggara Timur, Robert Sianipar, saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kupang. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Tidak perlu berbondong-bondong datang ke lembaga jasa keuangan karena tentu kita juga memperhatikan protokol kesehatan yang ada dalam rangka pencegahan COVID-19
Kupang (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Timur mencatat nilai relaksasi kredit yang disalurkan lembaga perbankan akibat pandemi COVID-19 di NTT mencapai sekitar Rp3,7 triliun.

Nilai relaksasi ini tercatat hingga Juni 2020 yang terdiri dari bank umum sebesar Rp3,721 triliun dan bank perkreditan rakyat (BPR) Rp64 miliar, kata Kepala Kantor OJK NTT, Robert Sianipar dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat, (10/7).

Baca juga: Penyaluran kredit untuk UMKM di NTT capai Rp11,62 trilun

Ia menjelaskan relaksasi kredit tersebut telah diberikan kepada sebanyak 42.142 debitur di bank umum yang didominasi debitur usaha mikro kecil menengah (UMKM) mencapai sebesar 86 persen.

Sementara itu relaksasi di BPR telah diberikan kepada 379 debitur yang juga didominasi UMKM  sebesar 98,83 persen.

Robert Sianipar meminta pihak perbankan maupun perusahaan pembiayaan di provinsi setempat terus proaktif melakukan pendataan  debitur yang betul-betul terdampak COVID-19 untuk mendapat relaksasi kredit.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat atau nasabah yang ingin mengajukan relaksasi kredit agar menggunakan media komunikasi yang ada dengan lembaga jasa keuangan.

“Tidak perlu berbondong-bondong datang ke lembaga jasa keuangan karena tentu kita juga memperhatikan protokol kesehatan yang ada dalam rangka pencegahan COVID-19,” katanya.

Ia menyarankan para nasabah memanfaatkan media komunikasi yang disediakan lembaga jasa keuangan seperti website, contact centre, account officer, dan lainnya.

Baca juga: Sebanyak 15.803 debitur di NTT berpotensi terdampak pandemi COVID-19

Robert Sianipar menambahkan pihaknya terus memantau pelaksanaan restrukturisasi debitur terdampak COVID-19 secara mingguan pada perbankan yang diawasi langsung oleh OJK NTT.

“Yang perlu kita hindari juga adanya free rider atau debitur yang melakukan relaksasi tetapi sebenarnya tidak terdampak COVID-19,” katanya.