Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengimbau masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk tidak membakar lahan agar tidak terjadi kebakaran yang sulit untuk dikendalikan
"Imbauan ini mengingat saat ini, wilayah NTT mulai memasuki puncak musim kemarau," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi di Kupang, Rabu (5/8).
"Memasuki bulan Agustus 2020, wilayah NTT pada umumnya memasuki puncak musim kemarau, sehingga masyarakat di harapkan dapat bijak dalam melakukan pembakaran lahan agar tidak terjadi kebakaran yang di luar kendali dan dapat menyebabkan kerugian," katanya.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru secara terpisah mengatakan, saat ini semua zona musim (zom) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), masih berada dalam periode musim kemarau.
Baca juga: Semua zona musim di NTT kini dalam periode kemarau
Baca juga: BMKG sebut titik panas di NTT dan Lampung akibat kemarau
"Berdasarkan analisis musim pada 31 Juli 2020, saat ini 100 persen dari total zona musim masih berada dalam periode musim kemarau," katanya.
Kondisi ini, seiring dengan penguatan angin Monsun Australia yang mengalirkan massa udara dingin dan kering dari Benua Australia menuju Asia melewati Samudera Indonesia dan wilayah Benua Maritim Indonesia.
Wilayah-wilayah yang sebagian besarnya tengah mengalami musim kemarau di antaranya, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Timur, sebagian besar Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Barat dan pesisir utara Banten.
Masyarakat NTT diimbau tidak membakar lahan
Imbauan ini mengingat saat ini, wilayah NTT mulai memasuki puncak musim kemarau