Dlamaholot Band luncurkan album ketiga di tengah pandemi COVID-19

id Band, NTT, Kota Kupang,dlamaholot

Dlamaholot Band luncurkan album ketiga di tengah pandemi COVID-19

Personel Dlamaholot Band dari kiri Hans Lamen, Rafa Rianghepat dan Yance Bahi.Antara/Kornelis Kaha.

Tetapi mungkin karena jodoh, akhirnya kami dipertemukan lagi di Kupang, dan tahun 2019 kami sepakat untuk kembali membentuk band ini. Kami berharap dukungannya dari semua pihak di NTT
Kupang (ANTARA) - Salah satu grup band lokal di Nusa Tenggara Timur, Dlamaholot Band, yang beraliran musik "rock n roll" yang sempat vakum selama sembilan tahun, kini di tengah pandemi COVID-19 meluncurkan album ketiganya berjudul "Kembali".

"Ini merupakan album ketiga kami dengan jumlah lagu ada 10 setelah sempat mandek selama sembilan tahun. Kami konser terakhir tahun 2011," kata gitaris Dlamahlot Band Hans Lamen kepada wartawan di Kupang, Rabu (16/9).

Pada awalnya, ujar dia, grup band ini beranggotakan empat orang personel, namun dalam perjalanan seorang personelnya harus berhenti sehingga saat ini tersisa tiga orang saja.

Baca juga: Survei: Publik minta Pilkada ditunda

Dlamaholot sekarang diawaki Rafa Rianghepat sebagai vokalis merangkap bassist, Yance Bahi drummer, sementara Hans Lamen sebagai gitaris.

Baca juga: Undana tiadakan kuliah sore cegah penyebaran COVID-19
Hans menceritakan bahwa 10 lagu dalam album baru mereka yang akan resmi dirilis pada 18 September mendatang berisi tentang kecintaan kepada sesama dan pesan soal kedamaian.

"Kami merasa bahwa di album ketika kami ini spesial, karena baru kali ini kami lakukan rekaman di Kupang tempat kelahiran kami, setelah di album-album-album sebelumnya kami rekaman di Yogyakarta," ujar dia.

Hans dan kedua rekannya pun berharap agar munculnya mereka mereka dengan aliran "rock n roll" bisa diterima pasar dan mendapatkan simpati dari masyarakat di NTT dan juga nasional.

Hans juga mengisahkan awal mula band tersebut terbentuk pada tahun 2005 lalu ketika ketiganya masih menjadi mahasiswa di salah satu universitas di Yogyakarta.

Mereka sempat meluncurkan dua album sebelum kemudian pada 2008 mereka berpisah setelah kuliah selesai.

"Tetapi mungkin karena jodoh, akhirnya kami dipertemukan lagi di Kupang, dan tahun 2019 kami sepakat untuk kembali membentuk band ini. Kami berharap dukungannya dari semua pihak di NTT," ujar dia.