Ditempatkan Polisi Pariwisata di Komodo

id Polisi

Ditempatkan Polisi Pariwisata di Komodo

Kepala Bidang Humas Polda NTT Kombes Pol Jules Abraham Abast

Polda NTT akan menempatkan polisi pariwisata di Labuan Bajo dan Komodo di Flores Barat untuk mengamankan aset pariwisata yang sudah menjadi ikon Nusa Tenggara Timur dan Indonesia itu.
Kupang (Antara NTT) - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur akan menempatkan polisi pariwisata di Labuan Bajo dan Komodo di Flores Barat untuk mengamankan aset pariwisata yang sudah menjadi ikon Nusa Tenggara Timur dan Indonesia itu.

"Dalam pertemuan bersama tokoh masyarakat, tokoh adat dan pelaku pariwisata di Labuan Bajo, Kapolda NTT Irjen Pol Agung Sabar Santoso sudah nyatakan untuk segera menempatkan personel polisi pariwisata di kedua tempat wisata dunia itu," kata Kepala Bidang Humas Polda NTT Kombes Pol Jules Abraham Abast kepada Antara di Kupang, Senin.

Menurut dia, dengan penempatan personel khusus pariwisata di daerah itu, maka diharap akan menambah suasana nyaman bagi wisatawan yang datang ke daerah itu untuk melihat keelokan pulau-pulau kecil di sekitar Labuan Bajo serta binatang purba raksasa komodo (varanus kommodoensis) di Taman Nasional Komodo..

"Kalau wisatawan merasa nyaman datang menikmati sejumlah destinasi di daerah itu, maka diyakini akan mampu mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke daerah itu yang tentunya memberi dampak ekonomi bagi masyarakat di sana," kata Jules.

Menurut dia, sejauh ini persiapan personel untuk kepentingan pengamanan pariwisata sedang dilakukan dan tinggal menanti kesempatan untuk menerjunkan para personel itu.

Selain menempatkan personel pariwisata, secara kelembagaan Polda NTT juga telah memaksimalkan sejumlah personel di Polres Manggarai Barat untuk membekap kepentingan pengamanan wilayah dan para wisatawan yang berdatangan ke daerah itu.

Penempatan personel dari Polres itu juga disertai dengan sejumlah peralatan pengamanan pendukung seperti kapal pemanatau keamanan terhadap pulau-pulau di Labuan Bajo dan perairan sekitar Komodo. 

"Meskipun personel khusus polisi pariwisatanya belum ditempatkan di sana, namun pelaksanaan pengamanan dengan sejumlah armada pemantau keamanan sudah dilakukan," katanya.

Kepala Balai Taman Nasional Komodo Sudiyono yang dihubungi secara terpisah mengklaim tingkat kunjungan wisatawan di pulau tempat hidup habitat reptil raksasa Komodo (varanus kommodoensis) terus saja meningkat.

Menurut Sudiyono, hingga Agustus 2017, tingkat kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo berada pada kisaran antara 60.000 sampai 70.000 orang dengan jumlah pemasukan ke kas TNK sebesar Rp19 miliar.

"Jumlah pemasukan ini, termasuk sangat fantastis, karena target yang kami tetapkan hanya Rp15 miliar," katanya dan menyatakan optimistis bahwa pendapatan dari sektor pariwisata akan terus meningkat hingga akhir 2017. 

Pada tahun 2016, pemasukan dari sektor pariwisata, khususnya dari TNK mencapai sekitar Rp22 miliar dari total kunjungan wisatawan sebanyak 90.000 orang.

Antisipasi teroris
Abraham Abast menambahkan Polda NTT juga membangun kerja sama dengan masyarakat dan elemen lainnya di Labuan Bajo untuk mengantisipasi masuknya teroris di wilayah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

"Selain karena posisi geografis, Labuan Bajo yang merupakan salah satu daerah pariwisata, sangat terbuka bagi masuknya semua orang dari berbagai penjuru. Bukan tidak mungkin juga yang datang adalah teroris sehingga perlu diwaspadai," katanya menegaskan.

Menurut dia, sebagai daerah destinasi pariwisata dunia, Labuan Bajo menjadi daerah yang sangat terbuka. Artinya siapapun bebas masuk ke wilayah itu baik melalui udara maupun melintasi laut dari Provinsi NTB dan lainnya menuju ke Labuan.

Langkah konkrit yang dilakukan Polda NTT adalah membangun jaringan kerja sama dengan masyarakat dan seluruh komponennya di wilayah itu, untuk menjadi mata dan telinga aparat bagi kepentingan stabilitas keamanan di daerah itu.

Secara kelembagaan Polda NTT telah melakukan pertemuan dan tatap muka bersama masyarakat dan seluruh komponennya di Labuan Bajo sebagai bagian dari upaya kerja sama antisipasi masuknya teroris di daerah itu. 

Dalam pertemuan dengan Kapolda NTT Irjen Pol Agung Sabar Santoso, disepakati peran serta masyarakat, terutama para Ketua RT dan RW di setiap lingkungan masyarakat untuk melakukan pengecekan terhadap setiap pendatang baru di tempat tinggal masing-masing.

Hal itu penting untuk mengetahui kemungkinan wajah dan pendatang baru itu adalah oknum orang tak bertanggung jawab yang memiliki garis kerja dengan teroris yang akan mengganggu stabilitas keamanan di daerah itu.

Dengan kerja sama itu diyakini kondisi Labuan Bajo sebagai daerah wisata akan terus aman dan bisa terkendali. Dengan kondisi aman dan nyaman itulah, akan membuka ruang bagi tetap terjaganya kunjungan wisata di daerah itu. 

"Kalau kunjungan wisata terus nyaman dan aman, maka akan berdampak kepada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di sana," katanya.

Wilayah Labuan Bajo, yang berada di Kebupaten Manggarai Barat, rawan dimasuki teroris, karena berbatasan dengan NTB yang berdasar pengalaman kepolisian, banyak teroris yang teridentifikasi berasal dari Bima, NTB. 

Selain pengamanan wilayah dari aspek masuknya teroris, untuk kepentingan kenyamanan wisatawan, Polda NTT juga segera menempatkan personel Polisi Pariwisata di daerah itu.

Menurut dia, dengan penempatan personel khusus pariwisata di daerah itu, maka diharap akan menambah suasana nyaman bagi wisatawan yang datang ke daerah itu.