Jadwal Ulang Distribusi Air Bersih

id PDAM

Jadwal Ulang Distribusi Air Bersih

Kesulitan Air Bersih Sejumlah warga antre mendapatkan air bersih di sebuah kran saluran air di Waewole, Watunggene, Kota Komba, Manggarai Timur, NTT, Kamis (25/10). Sebagian warga di kawasan pesisir selatan pulau Flores mengalami kesulitan air bersih

"Kita sudah menjadwalkan ulang untuk pendistribusian air bersih kepada warga sejak beberapa hari yang lalu karena saat ini memang debit air kita makin menipis," kata Kepala Bagian Pelayanan PDAM Kabupaten Kupang Florence Bubu kepada wartawan di Kupan
 

Kupang,  (Antara NTT) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kupang, menjadwalkan ulang distribusi air bersih ke setiap rumah di daerah itu, menyusul musim kemarau berkepanjangan yang kemudian mengakibatkan debit air semakin menipis.

"Kita sudah menjadwal ulang untuk pendistribusian air bersih kepada warga sejak beberapa hari yang lalu karena saat ini memang debit air kita makin menipis," kata Kepala Bagian Pelayanan PDAM Kabupaten Kupang Florence Bubu kepada wartawan di Kupang, Selasa, (17/10).

Ia mengatakan dalam catatan PDAM Kabupaten Kupang debit air di daerah itu terjadi di 30 sumber air yang dikelolah oleh PDAM, yang telah mencapai 38 persen air yang semakin berkurang.

Ia mengatakan bahwa penjadwalan ulang distribusi air bersih itu kali ini dilakukan menjadi dua kali dalam satu pekan, setelah sebelumnya pihaknya sempat mendistribusikan air setiap hari ke setiap rumah di kabupaten itu.

"Kita sengaja atur jadwal ulang agar semua masyarakat di Kabupaten ini semuanya bisa mendapatkan air bersih. Dan kita pastikan tidak ada yang tak mendapatkan air," tambahnya.

Hingga saat ini mata air di Kelurahan Oepura yang menjadi mata airr terbesar di daerah itu sudah turun menjadi 20 liter perdetik dari kapasitas terpasang 40 liter per detik. Begitu pula sumber air Baumata di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang turun dari 75 liter per detik menjadi 40 liter per detik.

Tak hanya itu sejumlah mata air lainnya juga mengalami penurunan sebesar 50 persen seperti sumner air Sagu I dan Sagu II yang mesing-masing berkurang 70 liter per detik menjadi 40 liter per detik. "Serta sumber air Oenaek di Kecamatan Fatuleu turun dari lima liter per detik menjadi dua liter per detik," tambahnya.

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur, Tini Thadeus mengatakan sebanyak 14 dari 22 kabupaten/kota di provinsi itu dilaporkan dilanda bencana kekeringan akibat peningkatan suhu air laut yang dipicu anomali cuaca El Nino.

"Ke-14 daerah yang dilanda bencana kekeringan yakni kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Malaka, Belu, Lembata, Flores Timur, Sikka, Manggarai Barat, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya (SBD), Rote Ndao dan Sabu Raijua," ujarnya.

Adanya bencana kekeringan ini diketahui dari laporan 14 kabupaten/kota melalui keputusan bupati/wali kota, sehingga perlu ada tindaklanjut berupa tindakan tanggap darurat dan penanganan dan pemulihan kembali baik jangka pendek maupun jangka panjang.