Jadwal Kedatangan Kapal Diatur Melalui Sistem "Windows"

id crane

Jadwal Kedatangan Kapal Diatur Melalui Sistem "Windows"

Crane di Pelabuhan Tenau Kupang

PT Pelindo III Tenau Kupang segera menerapkan sistem "windows" untuk mengatur kedatangan kapal-kapal kontainer ke Pelabuhan Tenau Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kupang (Antara NTT) - General Manager PT Pelindo III Tenau Kupang I Putu Sukadana mengatakan pihaknya segera menerapkan sistem windows untuk mengatur kedatangan kapal-kapal kontainer ke Pelabuhan Tenau Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Minggu lalu kami telah rapat dan meminta kepada pihak Shipping Line untuk mengatur kedatangan kapal ke Kupang, karena kami akan segera menerapkan sistem windows," kata Sukadana saat dihubungi Antara di Kupang, Jumat.

Sukadana menjelaskan, sistem windows yaitu suatu sistem pengaturan kedatangan kapal secara terjadwal, seperti halnya pesawat terbang.

Menurutnya, keuntungan penerapan sistem tersebut dapat memberikan kepastian jadwal tiba kapal kepada pengguna jasa sehingga dapat dipersiapkan dengan baik.

"Dengan begitu pengguna jasa atau pengusaha sudah mengetahui kapan barang-barangnya akan tiba di Kupang dan kapan akan diangkut," katanya.

Menurut Sukadana, keterlambatan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tenau yang terjadi disebabkan karena beberapa kapal kontainer bisa tiba pada saat bersamaan.

Sementara itu, tambatan tempat berlabuhnya kapal masih terbatas sehingga bisa menimbulkan antrian ketika kapal-kapal datang bersamaan.

Ia menjelaskan, saat ini Pelindo menyediakan dua tambatan dengan kondisi rata-rata kapal yang tiba dalam satu minggu sebanyak lima kapal.

"Jika rata-rata dalam satu hari hanya satu kapal yang masuk, berarti masih tersisah dua hari yang kosong dalam seminggu sehingga kalau jadwal kapal diatur dengan baik maka tidak akan menimbulkan antrian," katanya

Ia menambahkan, saat ini Pelindo mengoperasikan dua crane (alat bongka muat) di Pelabuhan Tenau dengan kapasitas bongkar mencapai 25 box hingga 27 box per crane per jam.

"Tentu dibandingkan dengan alat kapal lain dengan metode sling hanya maksimal sembilan box per crane per jam tergantung jenis alatnya," katanya.

Ia mengatakan, penerapan sistem penjadwalan didukung dengan peralatan crane yang ada ke depannya tidak menimbulkan antrian kapal yang masuk ke pelabuhan sehingga tidak menimbulkan biaya yang tinggi bagi pemilik barang.