Kata Dirut PLN: Pemulihan kelistrikan di NTT jauh lebih cepat
Tapi lagi-lagi kekuatan dan kekompakan, rintangan dan perjuangan karena gotong-royong dan sukarela dari setiap kita muncul secara tidak terduga
Kupang (ANTARA) - Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan upaya pemulihan kelistrikan di Nusa Tenggara Timur yang rusak akibat bencana badai siklon tropis Seroja ternyata jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Kerja keras dan perjuangan yang tidak kenal lelah di tengah bulan puasa Ramadhan sebagian petugas di lapangan, kami dapat menyampaikan bahwa progres pemulihan listrik jauh lebih cepat dari yang diperkirakan," katanya dalam acara bersama para pemangku kepentingan dan tim pemulihan sistem kelistrikan pascabencana NTT di Kupang, Rabu, (21/4).
Ia mengatakan kerusakan infrastruktur kelistrikan akibat badai Seroja di NTT pada 4-5 April lalu terjadi begitu luas dengan tingkat kerusakan yang parah.
Dampak kerusakan itu yang terjadi di antaranya sebanyak 4.000 unit gardu pelanggan rusak yang berakibat pada padamnya listrik 635.000 pelanggan.
Selain itu, ada sebanyak 7.781 kilometer sirkuit jaringan distribusi PLN yang terdampak. Jaringan induk, tegangan tinggi 70 kv terputus mengakibatkan situasi semakin berat. Bahkan pusat kontrol distribusi listrik di Kota Kupang juga tidak dapat dioperasikan.
Zulkifli mengatakan sebelumnya pihaknya menghitung dan memperkirakan dengan kerusakan yang terjadi maka butuh waktu lebih lama untuk pemulihan.
"Tapi lagi-lagi kekuatan dan kekompakan, rintangan dan perjuangan karena gotong-royong dan sukarela dari setiap kita muncul secara tidak terduga," katanya.
Menara jaringan tegangan tinggi 70 kV yang roboh, kata dia, juga telah diperbaiki dan sudah kembali beroperasi menggunakan menara darurat sejak 18 April lalu sehingga empat kabupaten di Pulau Timor sudah kembali dialiri listrik.
Zulkifli menyampaikan terima kasih kepada semua pihak dari pemerintah daerah, TNI-Polri, hingga berbagai elemen masyarakat yang secara bergotong-royong turut membantu percepatan pemulihan listrik pasca bencana.
"Dengan dukungan semua pihak sampai hari ini PLN sudah memulihkan 3.857 unit gardu pelanggan, namun pekerjaan belum selesai karena masih ada yang belum teraliri listrik terutama di lokasi dengan medan yang sulit dijangkau yang harus kita listriki," katanya.
"Kerja keras dan perjuangan yang tidak kenal lelah di tengah bulan puasa Ramadhan sebagian petugas di lapangan, kami dapat menyampaikan bahwa progres pemulihan listrik jauh lebih cepat dari yang diperkirakan," katanya dalam acara bersama para pemangku kepentingan dan tim pemulihan sistem kelistrikan pascabencana NTT di Kupang, Rabu, (21/4).
Ia mengatakan kerusakan infrastruktur kelistrikan akibat badai Seroja di NTT pada 4-5 April lalu terjadi begitu luas dengan tingkat kerusakan yang parah.
Dampak kerusakan itu yang terjadi di antaranya sebanyak 4.000 unit gardu pelanggan rusak yang berakibat pada padamnya listrik 635.000 pelanggan.
Selain itu, ada sebanyak 7.781 kilometer sirkuit jaringan distribusi PLN yang terdampak. Jaringan induk, tegangan tinggi 70 kv terputus mengakibatkan situasi semakin berat. Bahkan pusat kontrol distribusi listrik di Kota Kupang juga tidak dapat dioperasikan.
Zulkifli mengatakan sebelumnya pihaknya menghitung dan memperkirakan dengan kerusakan yang terjadi maka butuh waktu lebih lama untuk pemulihan.
"Tapi lagi-lagi kekuatan dan kekompakan, rintangan dan perjuangan karena gotong-royong dan sukarela dari setiap kita muncul secara tidak terduga," katanya.
Menara jaringan tegangan tinggi 70 kV yang roboh, kata dia, juga telah diperbaiki dan sudah kembali beroperasi menggunakan menara darurat sejak 18 April lalu sehingga empat kabupaten di Pulau Timor sudah kembali dialiri listrik.
Zulkifli menyampaikan terima kasih kepada semua pihak dari pemerintah daerah, TNI-Polri, hingga berbagai elemen masyarakat yang secara bergotong-royong turut membantu percepatan pemulihan listrik pasca bencana.
"Dengan dukungan semua pihak sampai hari ini PLN sudah memulihkan 3.857 unit gardu pelanggan, namun pekerjaan belum selesai karena masih ada yang belum teraliri listrik terutama di lokasi dengan medan yang sulit dijangkau yang harus kita listriki," katanya.