Korban seroja Kota Kupang masih tempati lokasi pengungsian
Para pengungsi memilih bertahan karena belum memiliki biaya untuk kontrakan rumah, apalagi dana tunjangan hunian (DTH) yang dijanjikan pemerintah belum diterima
Kupang (ANTARA) - Sebanyak 25 kepala keluarga korban bencana alam badai siklon tropis Seroja masih bertahan di lokasi pengungsian di Kelurahan Oebufu,Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Ada 25 kepala keluarga (KK) yang masih bertahan di lokasi pengungsian ini. Para pengungsi memilih bertahan karena belum memiliki biaya untuk kontrakan rumah, apalagi dana tunjangan hunian (DTH) yang dijanjikan pemerintah belum diterima para pengungsi," kata Arni Loasana salah satu korban bencana seroja di lokasi pengungsian di Kelurahan Oebufu, Senin, (24/5).
Arni Loasana yang didampingi koordinator posko 2 Kelurahan Oebufi, Mince Henuk bahwa pemilik rumah yang dijadikan tempat pengungsian masih mengizinkan pengungsi tinggal dan membangun rumah darurat di dalam lokasi pengungsian sampai ada pembangunan rumah oleh Pemerintah.
Ia mengatakan, sebanyak 24 kepala keluarga korban bencana alam badai siklon tropis Seroja itu memilih bertahan di lokasi pengungsian sambil menunggu realisasi pembangunan rumah oleh pemerintah Kota Kupang di Manulai II.
Menurut dia, para pengungsi secara mandiri telah membangun beberapa bangunan untuk tempat tinggal sementara.
Selain membangun rumah darurat para pengungsi juga menempati satu unit rumah warga Oebufu yang tidak ditempati sebagai tempat mengungsi sementara.
"Sejak mengungsi pada Maret lalu sampai sekarang para pengungsi tinggal sementara di rumah ini," kata Arni.
Arni mengatakan, sekalipun tinggal di lokasi pengungsian secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk melaksanakan rapid tes COVID-19.
Baca juga: Bantuan korban Siklon Seroja di NTT terkumpul Rp8,5 miliar
"Apabila kami mengambil bantuan di Kantor Lurah Oebufu maka dilakukan rapid tes terlebih dahulu oleh petugas kesehatan. Puji Tuhan semuanya sehat,"tegasnya.
Sementara itu Kepala Biro Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu mengimbau para pengungsi untuk tidak lagi menempati lokasi pengungsian guna terjadinya kerumunan yang dapat berpotensi adanya penularan COVID-19.
Baca juga: Wagub NTT: DTH telah disalurkan bagi 6.488 KK
"Apalagi Kota Kupang masih tinggi dengan kasus COVID-19 sehingga diharapkan para pengungsi tinggalkan lokasi pengungsian dan mencari tempat tinggal sementara yang lebih baik sambil menunggu dilakukan relokasi ke Manulai II," kata Marius Ardu Jelamu.
"Ada 25 kepala keluarga (KK) yang masih bertahan di lokasi pengungsian ini. Para pengungsi memilih bertahan karena belum memiliki biaya untuk kontrakan rumah, apalagi dana tunjangan hunian (DTH) yang dijanjikan pemerintah belum diterima para pengungsi," kata Arni Loasana salah satu korban bencana seroja di lokasi pengungsian di Kelurahan Oebufu, Senin, (24/5).
Arni Loasana yang didampingi koordinator posko 2 Kelurahan Oebufi, Mince Henuk bahwa pemilik rumah yang dijadikan tempat pengungsian masih mengizinkan pengungsi tinggal dan membangun rumah darurat di dalam lokasi pengungsian sampai ada pembangunan rumah oleh Pemerintah.
Ia mengatakan, sebanyak 24 kepala keluarga korban bencana alam badai siklon tropis Seroja itu memilih bertahan di lokasi pengungsian sambil menunggu realisasi pembangunan rumah oleh pemerintah Kota Kupang di Manulai II.
Menurut dia, para pengungsi secara mandiri telah membangun beberapa bangunan untuk tempat tinggal sementara.
Selain membangun rumah darurat para pengungsi juga menempati satu unit rumah warga Oebufu yang tidak ditempati sebagai tempat mengungsi sementara.
"Sejak mengungsi pada Maret lalu sampai sekarang para pengungsi tinggal sementara di rumah ini," kata Arni.
Arni mengatakan, sekalipun tinggal di lokasi pengungsian secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk melaksanakan rapid tes COVID-19.
Baca juga: Bantuan korban Siklon Seroja di NTT terkumpul Rp8,5 miliar
"Apabila kami mengambil bantuan di Kantor Lurah Oebufu maka dilakukan rapid tes terlebih dahulu oleh petugas kesehatan. Puji Tuhan semuanya sehat,"tegasnya.
Sementara itu Kepala Biro Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu mengimbau para pengungsi untuk tidak lagi menempati lokasi pengungsian guna terjadinya kerumunan yang dapat berpotensi adanya penularan COVID-19.
Baca juga: Wagub NTT: DTH telah disalurkan bagi 6.488 KK
"Apalagi Kota Kupang masih tinggi dengan kasus COVID-19 sehingga diharapkan para pengungsi tinggalkan lokasi pengungsian dan mencari tempat tinggal sementara yang lebih baik sambil menunggu dilakukan relokasi ke Manulai II," kata Marius Ardu Jelamu.