Kupang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat tingkat inflasi pada Mei 2021 sebesar 0,63 persen yang dipicu antara lain kenaikan harga daging ayam.
"Komoditas utama penyumbang inflasi pada Mei yaitu daging ayam ras yang memiliki andil sebesar 0,21 persen," kata Kepala BPS NTT Darwis Sitorus di Kupang, Kamis, (3/6).
Selain daging ayam ras, naiknya harga pada sejumlah komoditi lain juga turut menyumbang inflasi yaitu tomat dengan andil 0,15 persen, angkutan udara 0,14 persen, dan daging babi 0,12 persen.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, pemicu utama inflasi pada Mei sebesar 0,63 persen berasal dari kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil sebesar 0,47 persen.
Selanjutnya diikuti kelompok pengeluaran transportasi dengan andil 0,15 persen, serta perumahan, air, listrik 0,01 persen.
"Kondisi inflasi ini tentu saja masih dipengaruhi oleh perayaan Idul Fitri di Mei dan juga pengaruh dari badai siklon tropis Seroja," katanya.
Meski demikian terdapat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen serta kelompok peralatan pribadi dan jasa lainnya 0,10 persen.
Baca juga: Luas panen padi Januari-April di NTT diperkirakan mencapai 81,6 ribu ha
Menurut dia deflasi ini menunjukkan bahwa situasi yang masih sulit sehingga masyarakat membatasi pembelian terhadap pakaian, alas kaki, serta peralatan pribadi dan lainnya.
Baca juga: BPS: Penduduk miskin NTT meningkat jadi 1.173.530 orang
"Ini juga terkait dengan kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung sehingga belanja masyarakat masih terbatas," katanya.
BPS: Kenaikan harga daging ayam picu inflasi Mei
Ilustrasi - Pedagang ayam menjaga daganggannya di Pasar Naikoten, Kota Kupang, NTT, Selasa (4/5/2021) (ANTARA/Kornelis Kaha)
...Kondisi inflasi ini tentu saja masih dipengaruhi oleh perayaan Idul Fitri di Mei dan juga pengaruh dari badai siklon tropis Seroja
