Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa BUMN harus kompetitif untuk membantu negara dalam rangka membangun program bagi rakyat Indonesia.
Erick Thohir berharap direksi dan komisaris BUMN dapat menjadi tim yang seimbang, tim yang kompak, karena tantangan yang terbesar saat ini justru bisnis model masing-masing BUMN ini setelah Covid-19 berlalu, bisa hidup atau tidak. Saat ini baru di bawah 50 persen yang sudah siap berkompetisi secara terbuka dengan asing dan swasta.
"Ini akan berlangsung perubahan paradigma memposisikan BUMN harus menjadi kompetitif, memberikan dividen sebesar-besarnya kepada negara. Hal ini dikarenakan negara membutuhkan pemasukan baru di luar pajak untuk membangun program rakyat." ujar Erick seperti dikutip dalam akun resmi Instagramnya di Jakarta, Jumat (25/6).
Baca juga: Erick: Pemimpin BUMN harus punya model bisnis yang berubah pasca-COVID-19
Baca juga: Erick dorong BUMN perbesar atensi bagi pelajar dan perempuan
Menurut Menteri BUMN, kalau BUMN roboh maka tidak ada tulang punggung lagi negara ini, karena BUMN merupakan salah satu tulang punggung negara.
"Hal-hal ini makanya saya sangat serius mengawal BUMN ini, tidak hanya tadi perubahan human capital-nya, bisnis modelnya karena ini pasca Covid-19 berubah dan lain-lainnya, dan saya pastikan perhatikan secara detail," kata Erick Thohir.
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menginstruksikan para pemimpin BUMN untuk memiliki model bisnis yang berubah pascapandemi COVID-19.
Menurut Erick, pemimpin BUMN harus bisa memetakan mana bisnis yang akan tenggelam atau sunset dan mana yang tidak. Kalau tidak melakukan pemetaan tersebut maka Indonesia hanya akan menjadi pasar.
Di samping itu, Erick memperkirakan skill-skill SDM juga akan berubah sehingga ia meminta Kementerian BUMN untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.