Antarpulau ternak sapi NTT 66.554 ekor

id ternak sapi

Antarpulau ternak sapi NTT 66.554 ekor

Seorang petugas sedang mengatur ternak sapi sebelum diantarapulau ke daerah lain. (Foto ANTARA)

Dinas Peternakan NTT mengungkapkan jumlah ternak sapi yang diantapulaukan dari daerah ini ke sejumlah provinsi di Tanah Air selama 2017 mencapai sekitar 66.554 ekor.
Kupang (Antaranews NTT) - Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur mengungkapkan jumlah ternak sapi yang diantapulaukan dari daerah ini ke sejumlah provinsi di Tanah Air selama 2017 mencapai sekitar 66.554 ekor.

"Jumlah ternak sapi yang diantarpulau tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya mencapai 63.429 ekor," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dani Suhadi, saat dihubungi Antara di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan, secara keseluruhan jumlah ternak besar seperti sapi, kerbau, dan kuda yang diantapulaukan mencapai 75.700 lebih ekor.

"Itu berdasarkan hasil rekomendasi yang kami keluarkan dan itu riil yang dikirim per 31 Desember 2017, lebih banyak memang didominasi ternak sapi," katanya.

Ia menjelaskan, pengiriman sapi tersebut lebih banyak didominasi ke daerah tujuan seperti DKI Jakarta yang juga masuk melalui wilayah Jawa Barat, mencapai 58 persen atau sekitar 38.300 ekor lebih.

Kemudian, sekitar 33 persen atau 20.000 ekor lebih dikirim ke sejumlah provinsi di Pulau Kalimantan serta Sulawesi Selatan sekitar 2.800 ekor.

Sementara itu, lanjut Dani, permintaan sapi juga dikirim untuk sejumlah wilayah di Pulau Sumatera seperti Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Bangka Belitung meskipun jumlahnya masih kecil.

"Dari Sumatera ini mereka minta kuhusus namun kita belum bisa penuhi banyak karena masih konsentrasi ke DKI Jakarta, belum lagi terkait kewajiban pemenuhan kebutuhan secara nasional," katanya.

Pengiriman tersebut, lanjutnya, juga tergantung kemudahan akses seperti dari Kalimantan dan Sulawesi itu mereka kebanyakan langsung mengambilnya melalui sejumlah pelabuhan di wilayah utara Pulau Flores.

Dani menambahkan, transportasi kapal untuk antapulau sapi dari daerah setempat juga akan didukung dengan penambahan sebanyak dua kapal ternak dari Kementerian Perhubungan yang direncanakan akan tahun 2018.

Ia mengatakan, pihaknya masih mendiskuisikan rute kapal ternak tersebut sehingga bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk mempermudah penyaluran ternak dari daerah-daerah potensial atau kantung produksi.

"Kami masih diskusikan dulu terkait rutenya, di Pulau Timor kemungkinan ada dua yang masuk lewat Pelabuhan Wini dan Pelabuhan Atapupu, juga tetap ada untuk jalur di Kupang, sementara kalau ke Rote masih dipertimbangkan lagi," katanya.