Rute Kupang-Papua hanya 75 persen

id Sirimau

Rute Kupang-Papua hanya 75 persen

Penumpang KM Sirimau jalur Kupang-Papua baru terisi sekitar 75 persen selama periode 2017. (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)

"Semenjak dibuka rutenya sejak Agustus lalu, hingga kini penumpangnya selalu penuh dan terhitung dari Januari hingga Desember jumlahnya mencapai 75 persen sebab tiap bulan jumlah penumpangnya mencapai 700 hingga 800 orang," kata Ishak Gerald.

Kupang (Antaranews NTT) - Kepala PT Pelni Cabang Kupang Ishak Gerald mengatakan bahwa jumlah penumpang KM Sirimau dari Kupang-Maluku-Papua pascadibukanya kembali rute tersebut hingga kini mencapai 75 persen penumpang terhitung dari Januari hingga Desember 2017.

"Semenjak dibuka rutenya sejak Agustus lalu, hingga kini penumpangnya selalu penuh dan terhitung dari Januari hingga Desember jumlahnya mencapai 75 persen sebab tiap bulan jumlah penumpangnya mencapai 700 hingga 800 orang," katanya kepada wartawan di Kupang, Jumat.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan progres jumlah penumpang pascapemerintah menyetujui dibukanya kembali rute tersebut yang sempat ditutup selama kurang lebih belasan tahun tersebut.

Sebelumnya pada Agustus 2017 lalu Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis bersama sejumlah pihak terkait seperti Pelni dan pemerintah daerah di Alor meluncurkan pelayaran KM. Sirimau dengan rute Kupang-Alor-Maluku-Papua pulang pergi (PP).

Dalam peluncuran tersebut Fary Djemi Francis yang membidangi masalah infrastruktur dan perhubungan mengharapkan agar dengan dibuka kembalinya rute tersebut masyarakat Kupang-Maluku dan Papua bisa memanfaatkannya agar tak kembali ditutup.

Lebih lanjut Kepala Pelni menambahkan bahwa tren positif tersebut diharapkan bisa terus berlanjut seterusnya sehingga kedepannya bisa terus berlanjut.

"Ini kan rute yang sangat bersejarah. Waktu saya di Biak juga saya minta agar KM.Sirimau menyinggahi Biak karena banyak orang NTT ada di Biak. Tetapi saat saya pindah ke Kupang baru hal itu terwujud," tuturnya.

Namun Ishak sendiri tengah mengusulkan agar ada dua kapal yang bisa melayani pelayaran Kupang-Maluku-Papua tersebut sehingga waktunya tidak lama.

"Kalau ada dua kapal, kita bisa berlakukan kalau satu dari Kupang, satu lagi dari Papua, sehingga waktunya tidak dua pekan lagi tetapi satu pekan saja. Saya sih berharap begitu," tambahnya.