Pasokan berkurang berakibat BBM langka

id BBM

Pasokan berkurang berakibat BBM langka

Sejumlah SPBU tampak sepi karena pasokan BBM dari Pertamina berkurang

"Hampir semua daerah di Flores Timur mengalami kelangkaan BBM terutama jenis premium karena pasokan dari Pertamina berkurang," kata Agustinus Payong Boli.
Larantuka, NTT (AntaraNews NTT) - Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli mengungkapkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina yang berkurang mengakibatkan terjadinya kelangkaan premium pada sejumlah daerah di Flores Timur..

"Hampir semua daerah di Flores Timur mengalami kelangkaan BBM terutama jenis premium karena pasokan dari Pertamina berkurang," kata Agustinus Payong Boli saat dihubungi Antara di Pulau Adonara, Senin (2/4).

Ia mengemukakan hal itu terkait kelangkaan BBM terutama jenis premium yang dialami warga setempat sekitar dua minggu terakhir. Akibat kelangkaan itu, harga premium di tingkat pedagang pengecer melonjak drastis mencapai hingga Rp20.000 per liter dari kondisi sebelumnya yang normal seharga Rp8.000 per liter.

Ia mengakui adanya lonjakan harga akibat kelangkaan itu dan menurutnya penyebab utamanya akibat pasokan dari Pertamina yang berkurang. Dampaknya, lebih dirasakan masyarakat yang berada di Pulau Solor, Pulau Adonara dibandingkan di wilayah daratan Kota Larantuka dan sekitarnya.

Agustinus mengatakan pemerintah telah meninjau kondisi di lapangan untuk memastikan bahwa kelangkaan tidak diakibatkan karena adanya penimbunan dari oknum-oknum pengusaha tertentu.

Baca juga: Warga Witihama keluhkan kelangkaan BBM
Baca juga: Lembata juga mengeluh soal kelangkaan BBM
BBM jenis premium mulai langka mengakibatkan harga di tingkat pengecer tembus sampai Rp15.000/liter

"Kami sudah memerintahkan Biro Ekonomi dan pihak Polisi Pamong Praja untuk mengecek langsung di lapangan dan sejauh ini tidak ditemukan adanya penimbunan, penyebab kelangkaan karena pasokan kurang," katanya.

Ia menegaskan pemerintah akan menindak tegas dengan memberikan teguran hingga sanksi hukum jika ditemukan ada penimbun BBM di tingkat pedagang atau penyalur.

"Untuk itu kami tetap waspada dan terus pantau karena dalam kondisi kelangkaan ini bisa saja ada oknum yang nakal menimbun lalu menjualnya di daerah pelosok dengan harga sangat tinggi," katanya.

Lebih lanjut, Agustinus mengatakan pemerintah kabupaten juga telah mengutus Biro Ekonomi ke Jakarta untuk berkoordinasi dengan pihak terkait guna mengatasi kelangkaan BBM tersebut. "Kami berharap dalam waktu dekat pasokan BBM kembali normal sehingga tidak meresahkan masyarakat di daerah ini," katanya.