Kupang (AntaraNews NTT) - Warga Lewoleba di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur juga mengeluhkan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di daerah itu sejak Januari 2018.
"Saat ini mau cari bensin susah setengah mati. Kadang kalau ada hanya dalam beberapa menit saja sudah habis," kata Paul Ama Duli, warga Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata saat dihubungi Antara dari Kupang, Senin (2/4).
Ia mengatakan bahwa alasan kelangkaan itu akibat adanya pengurangan pengiriman BBM jenis premium ke Lembata akibat cuaca buruk yang terjadi pada Januari lalu.
Namun memasuki Februari, kemudian Maret, serta sampai saat ini kelangkaan BBM jenis premium masih terus terjadi di kota itu bahkan hampir di seluruh kabupaten yang sudah melepaskan diri dari Kabupaten Flores Timur itu.
Baca juga: Warga Witihama keluhkan kelangkaan BBM
"Kita di sini tidak ada SPBU dan hanya ada dua Agen Penyalur Minyak Subsidi (AMPS) satu di tengah kota, satu lagi di Lamahora. Tetapi saat ini sudah sangat langka," ujarnya.
Akibat kelangkaan itu sejumlah pengecer BBM di daerah itupun mulai menaikan harga BBM jenis premium dari yang semula hanya Rp10.000/liter, saat ini sudah mencapai Rp15.000/liter. Ada lagi yang memiliki ukuran sebesar botol Aqua yang jika diisi penuh harganya berkisar antara Rp25.000-Rp30.000/liter.
Lebih lanjut, ia mengatakan akibat kelangkaan itu juga banyak masyarakat di kota itu yang sudah beralih dari premium ke pertalite. Namun perlahan-lahan pertalite juga semakin berkurang
Pengurangan distribusi
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) Nusa Tenggara Timur yang dihubungi secara terpisah di Kupang, Senin (2/4), menjelaskan kelangkaan BBM jenis premium di Kabupaten Lembata dan di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur akibat adanya pengurangan distribusi BBM oleh Syahbandar di Flores Timur.
"Ini kejadiannya sudah dari satu bulan yang lalu kalau tidak salah. Dan ini lebih pada Syahbandarnya, bukan dari otoritas Pertamina," kata Branch Marketing Manager PT Pertamina (Persero) Nusa Tenggara Timur Mardian kepada Antara.
Ia mengatakan kelangkaan BBM di dua wilayah itu akibat adanya pengurangan distribusi BBM yang semula jumlahnya mencapai 20 kilo liter (KL), namun saat ini tinggal hanya 10 KL.
Baca juga: Pertamina Tak Berwenang Tindak Pengecer BBM
"Kami selalu berusaha agar pasokan ke sejumlah pulau aman terkendali sehingga tak ada keluhan dari masyarakat. Kami juga tidak bisa berbuat apa-apa karena memang ini peraturan dari Syahbandar setempat. Wajar kalau terjadi kelangkaan. Itu kan pengirimannya dikurangi," tambahnya.
Lebih lanjut Mardian mengatakan Pertamina sendiri tidak bisa mengirim langsung BBM dari kapal tangkernya ke dua daerah itu karena memang pelabuhannya tidak kuat dan tak ada tempat penyimpanan BBM di daerah itu seperti yang ada di Tenau.
Ia berharap agar ada jalan keluar untuk mengatasi masalah kelangkaan BBM tersebut, sehingga tak ada lagi keluhan dari masyarakat di dua daerah di semenanjung Flores itu.