Dekranasda NTT apresiasi kaum milenial jadi pelaku UMKM

id NTT,pelaku umkm,kota kupang

Dekranasda NTT apresiasi kaum milenial jadi pelaku UMKM

Korinator UMKM Youbin#Cemilanjadul Kupang, Fransiska Erna Teda (kedua dari kiri) saat menunjuk hasil usaha yang telah diproduksi untuk dipasarkan secara terbatas. ANTARA / Benny Jahang

Strategis pemasaran yang dilakukan melalui media sosial cepat diketahui pasar
Kupang (ANTARA) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Julie Sutrisno Laiskodat mengapresiasi terhadap kaum milenial di NTT yang menjadi pelaku UMKM dengan produksi yang mampu menembus pasar nasional.

"Kelompok anak muda di NTT sangat kreatif dan memiliki potensi untuk mengembangkan usaha dengan profesional. Potensi ini bisa mendorong kemajuan UMKM di NTT untuk terus bertumbuh," kata Ny. Julie Sutrisno Laiskodat ketika dihubungi di Kupang, Senin (4/10).

Menurut Julie Sutrinos Laiskodat, usaha yang dilakukan kaum milenial di NTT sangat inovatif dengan memanfaatkan hasil pertanian NTT sebagai bahan baku dengan hasil produksi yang beragam.

Julie Sutrisno Laiskodat juga mengapresiasi terhadap pelaku UMKM dari kaum milenial yang memanfaatkan media sosial seperti facebook dan instagram sebagai sarana untuk melakukan pemasaran hasil usaha.

"Strategis pemasaran yang dilakukan melalui media sosial cepat diketahui pasar," ujarnya.



Dia mengatakan, Dekranasda NTT terus mendorong kaum milenial di provinsi berbasis kepulauan ini untuk mengembangkan usahanya sehingga bisa berkembang.

Dekranasda NTT kata dia memberikan pelatihan tentang strategi pemasaran dan pelatihan tentang mutu hasil produksi sehingga cepat terjual.Baca juga: Dekranasda apresiasi Kumham NTT dorong pemda gencar daftarkan IG tenun ikat
Baca juga: Dekranasda NTT dorong milenial jadi pelopor wirausaha


Usahanya yang dilakukannya saat itu belum berkembang pesat karena terkendala izin edar dari balai POM sehingga hasil produksinya belum bisa menembus pasar-pasar modern.

Dia juga berharap adanya bantuan modal dari Pemerintah karena selama ini mengandalkan modal sendiri yang masih sangat kecil serta fasilitasi masih tradisional sehingga hasil produksinya terbatas.