Idul Fitri perkokoh persaudaraan

id Idul fitri

Idul Fitri perkokoh persaudaraan

Sejumlah umat muslim mengelar ibadah Shalat Id di lapangan Komples TNI AL di Osmok, Kota Kupang. (Foto Antara/Kornelis Kaha)

Tahun ini kan tahun Politik. Seringkali tahun politik menjadikan para pendukung masing-masing pasangan saling menyerang pasangan yang lain. Namun saya berharap agar di Lebaran kali ini walaupun berbeda pilihan, namun rasa persaudaraan hendaknya selal
Kupang (AntaraNews NTT) - Sejumlah umat Muslim di Kota Kupang mengharapkan agar momentum perayaan Idul Fitri 1439 Hijriah tahun 2018 yang bertepatan dengan tahun politik dapat menjadi momentum memperkokoh rasa persaudaraan di provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Tahun ini kan tahun Politik. Seringkali tahun politik menjadikan para pendukung masing-masing pasangan saling menyerang pasangan yang lain. Namun saya berharap agar di Lebaran kali ini walaupun berbeda pilihan, namun rasa persaudaraan hendaknya selalu dijaga," kata Abdul Sidik kepada Antara di Kupang, Jumat (15/6)

Hal ini disampaikannya usai mengikuti Shalat Ied di lapangan Utama TNI AL di Osmok, kelurahan Alak, Kota Kupang yang dihadiri oleh kurang lebih 3.500 umat muslim yang berada di kelurahan Alak itu.

Menurutnya jika rasa persaudaraan itu terjalin dengan baik, maka otomatis rasa toleransi itupun akan terjaga dengan baik pula. Mengingat terkadang dalam pertarungan politik isu agama sering dibawa-bawa untuk menjatuhkan pasangan calon pimpinan daerah lainnya.

Baca juga: 1.700 personel Polda NTT amankan Idul Fitri

"NTT ini khususnya kota Kupangkan sudah dianggap sebagai sebuah daerah toleransi umat beragamanya tinggi. Oleh karena itu saya sebagai masyarakat awam tentu berharap nama baik itu tetap dijaga,"tutur Abdul.

Sebagai umat Islam Abdul pun merasa bersyukur karena selama sebulan melaksanakan ibadah puasa dapat berjalan dengan aman serta mendapat dukungan warga di provinsi kepulauan ini.

Sementara itu Kolonel Pelaut Machfud mengatakan bahwa kali ini pertama kali dirinya menjali perayaan Idul Fitri di NTT. Ia mengaku ada perbedaan yang dirasa saat menjalankan Idul Fitri di NTT.

"Di sini toleransinya sangat tinggi. Ini pertama kali saya mengikuti dan merayakan Lebaran di NTT setelah saya dipindah tugaskan ke sini," tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, satu hal baru yang ia temukan adalah ketika usai shalat Ied beberapa warga non- Muslim menyambut umat muslim dan menyalami mereka.

Menurutnya ada kebahagiaan tersendiri yang dapat ia lihat di tempat ini. Karena menurutnya momentum Fitri adalah ketika melihat adanya toleransi umat beragama di kota yang dikenal dengan kota kasih itu.

Baca juga: Umat Muslim Diminta Dukung Pembangunan NTT