Penderita DBD di Sikka capai 50 kasus

id DBD, NTT,Sikka

Penderita DBD di Sikka capai 50 kasus

Dok. Petugas merapikan suntikan infus di tangan seorang bayi yang terpapar DBD di Kabupaten Sikka. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

...Sampai dengan siang ini jumlah kasus DBD di Sikka sudah mencapai 50 kasus dengan satu orang meninggal dunia
Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur melaporkan bahwa hingga Senin jumlah kasus penderita demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten itu kini sudah mencapai 50 kasus.

"Sampai dengan siang ini jumlah kasus DBD di Sikka sudah mencapai 50 kasus dengan satu orang meninggal dunia," kata kadis Kesehatan Sikka Petrus Herlemus kepada ANTARA dari Maumere, Kabupaten Sikka, Senin, (17/1).

Hal ini disampaikan berkaitan dengan upaya pemerintah Sikka dalam mencegah penyebaran nyamuk Aedes Aegypti di daerah tersebut di tahun 2022.

Ia mengatakan bahwa jumlah tersebut cukup meningkat signifikan karena baru pertengahan bulan sudah mencapai 50 kasus dan ada seorang yang meninggal dunia. Sementara di tahun sebelumnya tak ada yang meninggal dunia.

"Kita kerja ekstra pada tahun lalu sehingga tak menimbulkan korban jiwa," ujar dia.

Untuk yang meninggal dunia pada pekan lalu, ujar dia karena orang tuanya terlambat membawa ke RS atau puskesmas untuk penanganan lebih lanjut.

Sehingga saat dirawat di RS rujukan sulit untuk ditangani lebih lanjut.

Kini kata dia pasien DBD yang dirawat di sejumlah rumah sakit di kabupaten Sikka ada sekitar 16 orang yang tersebar di dua RS yakni RS TC Hillers berjumlah 14 pasien, dua pasien lagi dirawat di RS Lela.

Baca juga: Pemkab Sikka keluarkan imbauan kewaspadaan dini DBD

Iapun mengatakan bahwa sebenarnya Pemkab Sikka sudah mengerahkan seluruh juru pemantau jentik ke semua rumah untuk mencegah berkembangnya nyamuk aedes aegypti.

Karena itu ujar dia, yang menjadi masalah saat ini bagaimana masyarakat menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya, sehingga tidak menjadi lokasi berkembangnya nyamuk demam berdarah.

Baca juga: Warga Kota Kupang diminta waspada serangan DBD

Iapun berharap agar kasus DBD di kabupaten itu tidak terjadi peningkatan seperti tahun 2020 dimana pada saat itu menjadi perhatian pemerintah pusat.