Populasi kuda Sandelwood tinggal 30.000 ekor

id Sandelwood

Populasi kuda Sandelwood tinggal 30.000 ekor

Para peserta parade 1001 kuda sandelwood yang digelar di kawasan padang sabana perbukitan Walakiri, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (12/7). (ANTARA Foto/Asis Lewokeda)

Populasi kuda Sandelwood di Sumba Timur, Pulau Sumba, Nusa TenggaraTimur saat ini tinggal lebih dari 30.000 ekor.
Waingapu, NTT (AntaraNews NTT) - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat, jumlah populasi kuda Sandelwood di daerah setempat hingga kini mencapai lebih dari 30.000 ekor.

"Populasi kuda sandel di daerah kami masih cukup bagus, tercatat saat ini mencapai 30.000 ekor lebih," kata Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora di Waingapu, Sabtu (14/7).

Ia mengatakan, pengembangan kuda sandel menjadi fokus pemerintahannya karena Sumba Timur merupakan salah satu daerah di Pulau Sumba yang terkenal dengan habitat kuda sandel.

Wilayah Sumba Timur, lanjutnya, juga sudah ditetapkan Kementerian Pertanian sebagai plasma nutfa pengembangan kuda sandel.

Mbilijora memastikan pemerintahannya berkomitmen untuk melestarikan kuda sandel karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari adat dan budaya masyarakat setempat.

Baca juga: Bupati Gidion berjanji jaga kelestarian kuda Sandelwood

Selain itu, menurutnya, kuda sandel juga memiliki nilai sosial-ekonomi yang berkontribusi besar terhadap pengembangan pariwisata di daerah yang berada paling timur Pulau Sumba itu.

"Kuda sandel menjadi daya tarik yang kuat untuk menarik minat kunjungan wisatawan ke daerah kami, selain kami juga memiliki kekayaan wisata?budaya dan alam terutama padang sabana yang mencapai ratusan ribu hektare," katanya.

Ia mengatakan, untuk menjaga kelestarian populasi kuda sandel, pemerintahannya?telah menerapkan aturan terkait larangan?agar kuda sandel tidak dibawa keluar dari daerah setempat.

"Ternak kuda betina yang masih muda saya larang untuk tidak dibawa keluar daerah, kalau yang sudah tua boleh keluar daerah," katanya.

Mbilijora menambahkan, kuda sandel telah menjadi branding yang kuat untuk pengembangan pariwisata di daerah setempat karena dikenal masyarakat dari berbagai daerah maupun mancanegara.

Upaya memperkuat branding ini, lanjutnya, juga dilakukan melalui kegatan parade 1001 kuda sandelwood yang telah menjadi bagian dari agenda pariwisata nasional.

"Kegiatan ini akan terus kami gelar setiap tahun, selain untuk mendorong arus kunjungan wisatawan juga memotivasi masyarakat agar terus melestarikan kuda sandel," katanya. 

Baca juga: Parade Kuda Sandelwood Jadi Agenda Tahunan