Kemenparekraf dorong pengembangan desa wisata Liang Ndara di Mabar dioptimalkan
...Liang Ndara memiliki begitu banyak kekuatan selain budaya dan kearifan lokal
Labuan Bajo (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mendorong pengoptimalan pengembangan desa wisata Liang Ndara di Manggarai Barat, NTT.
"Liang Ndara memiliki begitu banyak kekuatan selain budaya dan kearifan lokal. Desa ini memiliki Hutan Mbeliling yang punya potensi wisata minat khusus yaitu Bird Watching karena begitu banyak burung endemik yang ada di sana," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Kamis, (12/5/2022).
Hal itu Shana sampaikan dalam paparan pada kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Desa Wisata oleh Direktorat Pengembangan Destinasi II, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf di Liang Ndara, Rabu.
Shana mengatakan BPOLBF sedang menyusun Integrated Tourism Master Plan (ITMP) guna mendorong wisatawan agar tidak hanya berkunjung ke pulau-pulau saja tetapi juga ke desa-desa wisata sehingga lebih banyak interaksi dengan masyarakat. Dia menyebut 65 persen wisatawan yang datang kembali ke Labuan Bajo merindukan interaksi dengan masyarakat, cerita, dan pengalaman yang dia dapat saat berkunjung.
Oleh karena itu, potensi desa wisata Liang Ndara perlu dioptimalkan, apalagi Desa Liang Ndara sudah masuk sebagai Desa Wisata Berkembang dan sedang berproses menjadi Desa Wisata Maju dan Mandiri.
Dia pun mengajak pengelola desa wisata untuk mengumpulkan anak muda lalu mengambil foto berbagai keunikan, kekhasan, dan aktivitas wisata di Liang Ndara dan ramai-ramai memuat hal tersebut ke media sosial sebagai bentuk promosi.
"Karena sebelum wisatawan ke desa, mereka biasanya searching dulu," ungkap Shana.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat Pius Baut mengatakan fokus pengembangan desa wisata juga ialah 3A dan rantai pasok yang tentunya menjadi unsur penting dalam pariwisata.
Baca juga: Para delegasi G20 sepakat hadirkan iklim pariwisata berkelanjutan
Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas atau dikenal dengan sebutan 3A tentunya harus menjadi pertimbangan dalam pengembangan pariwisata. Menurutnya wisata tidak selalu identik dengan kemampuan bisa berbahasa Inggris, tapi juga dengan memberi pasokan yang mendukung pasokan kebutuhan para wisatawan.
Baca juga: BPOLBF dorong warga pemanfaatan Waterfront City untuk kegiatan kreatif
Pada kesempatan itu Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira juga ikut mendorong pembinaan desa agar desa lebih berkembang dan menarik bagi wisatawan. Dia mengajak masyarakat untuk terus mempersiapkan diri dan belajar sehingga berbagai bentuk kebudayaan bisa diteruskan kepada anak dan cucu. Hal itu dia maksudkan agar wisatawan yang sudah datang bisa datang lagi atau mengajak teman-temannya terutama dengan adanya potensi digitalisasi saat ini.
"Liang Ndara memiliki begitu banyak kekuatan selain budaya dan kearifan lokal. Desa ini memiliki Hutan Mbeliling yang punya potensi wisata minat khusus yaitu Bird Watching karena begitu banyak burung endemik yang ada di sana," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Kamis, (12/5/2022).
Hal itu Shana sampaikan dalam paparan pada kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Desa Wisata oleh Direktorat Pengembangan Destinasi II, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf di Liang Ndara, Rabu.
Shana mengatakan BPOLBF sedang menyusun Integrated Tourism Master Plan (ITMP) guna mendorong wisatawan agar tidak hanya berkunjung ke pulau-pulau saja tetapi juga ke desa-desa wisata sehingga lebih banyak interaksi dengan masyarakat. Dia menyebut 65 persen wisatawan yang datang kembali ke Labuan Bajo merindukan interaksi dengan masyarakat, cerita, dan pengalaman yang dia dapat saat berkunjung.
Oleh karena itu, potensi desa wisata Liang Ndara perlu dioptimalkan, apalagi Desa Liang Ndara sudah masuk sebagai Desa Wisata Berkembang dan sedang berproses menjadi Desa Wisata Maju dan Mandiri.
Dia pun mengajak pengelola desa wisata untuk mengumpulkan anak muda lalu mengambil foto berbagai keunikan, kekhasan, dan aktivitas wisata di Liang Ndara dan ramai-ramai memuat hal tersebut ke media sosial sebagai bentuk promosi.
"Karena sebelum wisatawan ke desa, mereka biasanya searching dulu," ungkap Shana.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat Pius Baut mengatakan fokus pengembangan desa wisata juga ialah 3A dan rantai pasok yang tentunya menjadi unsur penting dalam pariwisata.
Baca juga: Para delegasi G20 sepakat hadirkan iklim pariwisata berkelanjutan
Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas atau dikenal dengan sebutan 3A tentunya harus menjadi pertimbangan dalam pengembangan pariwisata. Menurutnya wisata tidak selalu identik dengan kemampuan bisa berbahasa Inggris, tapi juga dengan memberi pasokan yang mendukung pasokan kebutuhan para wisatawan.
Baca juga: BPOLBF dorong warga pemanfaatan Waterfront City untuk kegiatan kreatif
Pada kesempatan itu Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira juga ikut mendorong pembinaan desa agar desa lebih berkembang dan menarik bagi wisatawan. Dia mengajak masyarakat untuk terus mempersiapkan diri dan belajar sehingga berbagai bentuk kebudayaan bisa diteruskan kepada anak dan cucu. Hal itu dia maksudkan agar wisatawan yang sudah datang bisa datang lagi atau mengajak teman-temannya terutama dengan adanya potensi digitalisasi saat ini.