Kupang (ANTARA) - Bupati Kupang Korinus Masneno mendorong Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di daerah itu untuk melakukan berbagai inovasi guna mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat setempat.
"Bumdes merupakan tulang punggung ekonomi desa sehingga harus melakukan berbagai inovasi guna mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat desa," kata dia di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis, (28/7/2022).
Ia mengatakan hal itu dalam kegiatan pengukuhan Forum Badan Usaha Milik Desa yang inklusif demi peningkatan pembangunan ekonomi desa di Kabupaten Kupang tersebar di 159 di antara 160 desa, kecuali Desa Tanah Merah yang hingga saat ini belum terbentuk Bumdes.
Ia mengatakan Bumdes yang statusnya sebagai badan hukum harus mampu mentransformasikan kedudukan dan menguatkan peran sebagai media pendukung dan kontributor dalam pembangunan pedesaan.
"Kehadiran Bumdes harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakat desa melalui fungsi pelayanan jasa, perdagangan dan pengembangan ekonomi lainnya yang secara simultan juga mempererat kehidupan sosial dan memelihara nilai-nilai budaya di desa tersebut," kata Bupati Korinus Masneno.
Ia mengharapkan semua forum pengurus Bumdes bisa menjadi penggerak terciptanya kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat desa.
Selain itu, kata dia, Bumdes juga diharapkan mampu mengidentifikasikan persoalan yang menjadi hambatan dalam pengembangan perekonomian desa serta memberikan formulasi dan mengambil solusi yang tepat untuk mengatasinya.
"Jadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan dalam mewujudkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa," kata dia dalam kegiatan yang juga dihadiri Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe.
Baca juga: Laba BUMDes Oko Mogo di Nagekeo 2021 capai Rp20 juta
Baca juga: Mendes dorong BUMDes lakukan perluasan usaha
Bupati Masneno dorong Bumdes buat inovasi percepat pembangunan desa
...Bumdes merupakan tulang punggung ekonomi desa sehingga harus melakukan berbagai inovasi guna mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat desa