Rupiah diprediksi masih berpeluang menguat

id Rupiah,Dolar,Kurs

Rupiah diprediksi masih berpeluang menguat

Petugas menunjukan uang kertas pecahan Rp100ribu di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ed/pd/pri.

Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi tiga persen dan suku bunga lending facility turut ditingkatkan sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.
Jakarta (ANTARA) - Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra  memprediksi Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (24/8) diprediksi berpeluang menguat usai Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan.

Ia mengatakan bahwa nilai tukar rupiah mungkin masih bisa menguat hari ini setelah BI mengubah arah kebijakannya dengan menaikkan suku bunga acuan kemarin pada Selasa (23/8) kemarin.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 22-23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan alias BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen.

Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi tiga persen dan suku bunga lending facility turut ditingkatkan sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.

Keputusan tersebut disebut sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi dan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food.

Baca juga: Nilai tukar Rupiah melemah
Baca juga: Rupiah awal pekan ditutup melemah


Semalam data ekonomi AS yaitu data indeks manufaktur dan jasa serta penjualan rumah baru juga dirilis lebih buruk dari ekspektasi dan hal itu memberikan tekanan ke dolar AS.

Pada Selasa (23/8) rupiah ditutup menguat 54 poin atau 0,36 persen ke posisi Rp14.838 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.892 per dolar AS.

Sementara, pagi ini Rupiah melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.845 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.838 per dolar AS.