Pengamat sarankan Pemda NTT fokus tingkatkan pendapatan warga

id kenaikan BBM,dampak kenaikan BBM,pendapatan warga,mengurangi kemiskinan,pengamat ekonomi NTT,kemiskinan NTT,NTT

Pengamat sarankan Pemda NTT fokus tingkatkan pendapatan warga

Pengamat ekonomi dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Nusa Tenggara Timur Dr Fritz Fanggidae. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Proyek padat karya adalah salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan angkatan kerja tanpa upah maupun angkatan kerja dengan upah di bawah garis kemiskinan...

Kupang (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang Dr Fritz Fanggidae menyarankan agar jajaran pemda di Nusa Tenggara Timur fokus meningkatkan pendapatan warga lewat, salah satunya melalui padat karya untuk mengurangi kemiskinan setelah kenaikan harga BBM.

"Proyek padat karya adalah salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan angkatan kerja tanpa upah maupun angkatan kerja dengan upah di bawah garis kemiskinan," katanya ketika dihubungi di Kupang, Selasa, (6/9/2922).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan langkah mengantisipasi meningkatnya angka kemiskinan setelah kenaikan harga BBM.

Fanggidae menjelaskan kenaikan harga yang berakibat meningkatnya inflasi, baik dipicu oleh harga BBM maupun komoditas strategis lainnya, selalu berdampak pada penurunan daya beli, utamanya lapisan masyarakat berpendapatan rendah.

Dari segi metode pengukuran kemiskinan sebagaimana digunakan Badan Pusat Statistik yakni garis kemiskinan yang dipatok pada nilai nominal tertentu, misalnya garis kemiskinan per keluarga untuk NTT tahun 2022 sebesar Rp2.748.274.

Dengan ukuran beban tanggungan setiap keluarga sebanyak 5,96 orang, maka batas garis kemiskinan per kapita sebesar Rp461.120. Artinya bila belanja per kapita per bulan setiap orang kurang dari Rp461.120 dianggap sebagai penduduk miskin.

Fanggidae mengatakan meningkatnya inflasi, secara metodologi berimplikasi pada peningkatan batas garis kemiskinan.

Jika peningkatan batas garis kemiskinan tidak diikuti dengan meningkatnya pendapatan anggota rumah tangga, kata dia maka persentase penduduk miskin akan bertambah.

"Jadi bertambahnya kemiskinan akibat kenaikan harga atau inflasi adalah persoalan pendapatan," kata Fanggidae.

Oleh karena itu, kata dia solusinya adalah harus fokus meningkatkan pendapatan dalam jangka pendek salah satunya melalui proyek padat karya.

Sedangkan dalam jangka menengah dan panjang, masih menurut Fanggidae, solusi peningkatan pendapatan kelompok yang rentan kenaikan harga adalah pekerjaan produktif yang bersifat tetap.


Baca juga: Harga Pertalite eceran di Kota Kupang naik jadi Rp12.000 per botol

Baca juga: Pengamat: Proyek padat karya di daerah tergantung anggaran