NTT targetkan penerbangan langsung dari China

id China

NTT targetkan penerbangan langsung dari China

Bandara Internasional Beijing China (ANTARA Foto/Laurensius Molan)

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menargetkan adanya layanan penerbangan langsung internasional dari China untuk menggaet wisatawan dari negeri Tirai Bambu itu ke daerah ini.
Kupang (AntaraNews NTT) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menargetkan adanya layanan penerbangan langsung internasional dari China untuk menggaet wisatawan dari negeri Tirai Bambu itu ke daerah ini.

"Pak Gubernur Viktor Bungtilu Laiskoda sudah berencana mengadakan pola penerbangan carter langsung internasional dengan target utama dari China," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu kepada Antara di Kupang, Rabu (31/10).

Ia mengatakan pemerintah provinsi terus memperjuangkan hadirnya layanan penerbangan langsung internasional untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan mancanegara ke wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.

Dijelaskannya, dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) ditargertkan jumlah kunjungan wisatawan ke NTT hingga tahun 2018 mencapai 3 juta wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

"Karena itu perlu mempercepat terwujudnya penerbangan internasional ke NTT baik langsung masuk melalui Kupang maupun Labuan Bajo di ujung barat Pulau Flores," katanya.

Ia mengatakan pemerintah provinsi menginginkan hadirnya penerbangan langsung dari China seperti yang dilakukan Provinsi Sulawesi Utara.

Baca juga: Artikel - Mengharapkan Jalan Sutra Maritim Baru hubungan RI-China

Di sisi lain, lanjutnya, sebelum target ini direalisasikan, pemerintah provinsi perlu membenahi berbagai infrastrukur pendukung pariwisata.

"Hotel-hotel, restoran, transportasi dan sebagainya perlu ditambah, karena pengalaman seperti yang dikemukakan Pak Gubernur, di Sulawesi Utara itu kewalahan karena yang datang mencapai puluhan ribu orang," katanya mencontohkan.

Marius mengatakan selama ini, pemerintah provinsi setempat sudah mengantisipasi kunjungan wisatawan dalam jumlah banyak, namun masih hanya berkisar ratusan orang.

Sementara jika penerbangan dengan pola sewa (charter flight) berjalan lancar maka wisatawan yang datang bisa mencapai ribuan hingga puluhan ribu orang.

"Karena itu upaya antisipasi penting dilakukan dengan memastikan infrastruktur pendukung paling tidak bisa mengimbangi jumlah kunjungan," katanya.

Ia menambahkan tidak hanya dengan China, namun pemerintah provinsi juga terus berjuang mewujudkan layanan penerbangan langsung dari negara lain seperti Singapura dan Australia. 

Baca juga: Artikel - Hubungan diplomatik RI-China seperti nyanyian Bengawan Solo