BMKG ingatkan warga NTT waspada bencana pada peralihan musim

id NTT,bencana alam,peralihan musim,BMKG,BMKG Kupang

BMKG ingatkan warga NTT waspada bencana pada peralihan musim

Kepala Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG  Rahmattulla Adji (kiri) dan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur Lecky Frederich Koli (kanan) serta Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT Prisila Q Parera (tengah) memberikan keterangan pers tentang kondisi cuaca di NTT, Senin (3/10/2022). (ANTARA/Benny Jahang)

Saat peralihan musim bisa terjadi tanah longsor, banjir, dan angin kencang sehingga perlu diwaspadai warga NTT...
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengingatkan warga Provinsi Nusa Tenggara Timur mewaspadai terjadinya bencana alam, seperti tanah longsor, angin kencang, dan banjir, saat peralihan musim dari kemarau ke penghujan akhir Oktober 2022.

"Kami perlu ingatkan agar warga NTT untuk lebih berhati-hati dan selalu waspada saat terjadi peralihan musim, karena saat itu biasanya terjadi perubahan cuaca ekstrem sehingga memicu terjadi angin kencang, banjir, dan tanah longsor," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulla Adji dalam keterangan pers yang turut hadiri Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur Lecky Frederich Koli dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT Prisila Q Parera di Kupang, Senin, (3/10/2022).

Ia mengatakan saat peralihan musim bisa terjadi tanah longsor, banjir, dan angin kencang sehingga perlu diwaspadai warga NTT.

Ia mengatakan pada musim kemarau banyak tanah yang pecah karena suhu udara panas sehingga saat terjadi hujan yang lebat mudah longsor.

Dia menegaskan peralihan musim ini di NTT mulai berlangsung minggu ketiga Oktober 2022 yang ditandai turunnya hujan secara merata di seluruh NTT.

"Perkiraan kami hujan yang turun terus-menerus mulai terjadi di NTT pada minggu ketiga Oktober," katanya.

Ia menyebut sejumlah wilayah di NTT terjadi hujan dengan intensitas tinggi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat serta Ruteng, Flores Timur, dan Lembata dengan curah hujan 100-150 mm.

Hal serupa juga terjadi di wilayah Pulau Timor, terutama di Kabupaten Timor Tengah Selatan, sedangkan di Kabupaten Sabu Raijua, Rote Ndao masih pada kategori curah hujan rendah.

Sekalipun saat ini sejumlah daerah terjadi hujan, kata dia, sebaiknya para petani tidak cepat menanam padi karena intensitas hujan masih belum maksimal.

"Apabila mulai menanam bisa dilakukan pada awal November 2022 mendatang karena musim penghujan sudah mulai berlangsung," katanya.

Baca juga: BMKG ingatkan warga Manggarai potensi hujan di musim pancaroba

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur Lecky Frederich Koli mengingatkan para petani untuk mengikuti informasi setiap perkembangan cuaca yang disampaikan BMKG sebelum mulai menanam guna menghindari gagal panen karena hujan yang turun saat ini belum merata.

Baca juga: BMKG imbau warga waspadai dampak peralihan musim

"Kami minta para petani di NTT agar menggali informasi dari BMKG sehingga tidak terjadi gagal panen. Kami berharap para petani untuk mengikuti kearifan lokal yang biasa dilakukan para petani sebelum mulai menanam karena Provinsi NTT saat ini mengalami keterbatasan anggaran sehingga jika terjadi gagal panen akan mengalami kesulitan untuk membantu para petani," kata dia.