Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang memprakirakan musim kemarau di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selama 2018 akan berlangsung selama sekitar tujuh bulan.

"Musim kemarau tahun ini diperkirakan akan berlangsung selama tujuh bulanan dan saya harapkan masyarakat bisa mengantisipasi, terutama soal  kebutuhan air," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang Apolinaris Geru kepada Antara di Kupang, Rabu (21/3), terkait kemarau tahun ini.

Dia juga meminta masyarakat di wilayah berbasis kepulauan itu untuk menampung air pada saat hujan agar bisa dimanfaatkan pada musim kemarau.

Menurut dia, musim kemarau tahun ini masih dianggap normal karena kemarau di wilayah itu biasanya berlangsung antara 7-8 bulan, sementara musin hujan 3-4 bulan.

"Kalau musim kemarau tujuh bulan lebih masih normal karena memang musim kita di NTT seperti ini. Kemarau lebih panjang ketimbang musim hujan," katanya menambahkan.

Baca juga: NTT diambang musim kemarau
Baca juga: Debit air NTT berkurang akibat kemarau panjang
  Kemarau tahun ini di Nusa Tenggara Timur diperkirakan berlangsung selama 7 bulan. Berdasarkan prakiraan BMKG, awal musim kemarau tahun 2018, pada 23 Zona  Musim  (ZOM) di NTT berkisar pada bulan Maret, April dan Mei 2018.

Dia menjelaskan, sebanyak empat ZOM, memasuki awal musim kemarau antara dasarian I-III Maret 2018. Empat ZOM itu meliputi sebagian besar Pulau Flores bagian timur dan Sumba Timur serta Sumba Tengah bagian utara.

Sementara sebanyak 18 ZOM, akan memasuki awal musim kemarau antara dasarian I-III April 2018. Delapan ZOM itu meliputi sebagian besar Pulau Flores bagian barat, Pulau Alor, sebagian besar Pulau Sumba, sebagian besar Pulau Timor, Pulau Sawu dan Pulau  Rote.

Sedangkan satu ZOM, akan memasuki awal musim kemarau antara dasarian  I-III Mei 2018, meliputi Manggarai  Barat  bagian  utara,  Manggarai,  Manggarai Timur, dan Ngada bagian utara. 

Baca juga: NTT di Puncak Musim Kemarau Sejumlah warga antre mendapatkan air bersih di sebuah kran saluran air di Waewole, Watunggene, Kota Komba, Manggarai Timur, NTT, Kamis (25/10). Sebagian warga di kawasan pesisir selatan pulau Flores mengalami kesulitan air bersih terutama pada musim kemarau. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024