Kupang (AntaraNews NTT) - Seorang nelayan tangkap ikan cakalang yang berbasis di TPI Tenau Kupang Muhamad Nasir mengemukakan sebagian besar nelayan cakalang di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu kesulitan mendapat pasokan umpan dalam beberapa hari terakhir.
"Pasokan umpan hidup dari kapal-kapal bagan di Kupang sangat lemah, sehingga kita menginginkan umpan, harus berlayar sampai ke Pulau Flores," kata Muhamad Nasir ketika dihubungi Antara Kupang, Kamis (7/6).
Ia menjelaskan, kapal-kapal bagan di Kupang yang memasok umpan hidup semuanya beroperasi, namun hasil tangkapan melemah akibat kondisi musim.
Saat ini, katanya, nelayan mulai menghadapi musim angin timur yang menyebabkan tangkapan ikan-ikan kecil untuk umpan melemah dan biasanya berlangsung hingga bulan Agustus.
Menurutnya, kondisi ini telah mengkhawatirkan para nelayan cakalang karena saat ini cuaca cukup baik untuk meningkatkan hasil tangkapan.
"Cuaca sekarang masih sangat baik dalam dua hari terakhir, hasil tangkapan kami bisa lebih dari 2 ton, tapi itupun kami dapat pasokan umpan di Flores," katanya.
Baca juga: Ekspor cakalang dari NTT ke Jepang meningkat
Ia mengatakan, kapal-kapal cakalang yang ingin mendapatkan ikan umpan berupa tembang terpaksa harus menuju ke wilayah Flores karena pasokan lebih memadai.
"Hanya saja tidak semua juga ke sana karena butuh biaya operasional yang relatif besar dan juga untung-untungan saja karena nelayan di Flores juga banyak," katanya.
Nasir mengatakan, kesulitan umpan seperti ini selalu dihadapi nelayan setiap tahun, sehingga ia berharap adanya terobosan dari pemerintah daerah setempat untuk membantu para nelayan dalam meningkatkan hasil tangkapan.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang Abdul Wahab mengatakan, kendala pasokan umpan merupakan momok yang selalu dihadapi nelayan setiap tahun.
"Satu-satunya yang diandalkan itu pasokan umpan dari kapal bagan dan itu sangat tergantung pada kondisi cuaca, kalau cuaca buruk maka pasokan jelas lemah walaupun saat musim ikan lagi banyak," katanya.
Ia mengatakan, HNSI sebagai wadah penyambung aspirasi nelayan berharap agar pemerintah daerah membantu mengatasi kendala tersebut dengan mendorong pengembangan budidaya di darat.
"Kami berharap budidaya ikan di darat bisa diperbanyak sehingga nelayan bisa membeli untuk memenuhi pasokan umpan, karena budidaya di darat kan tidak tergantung cuaca," katanya.
Baca juga: Hasil tangkapan nelayan cakalang Kupang berkurang
"Pasokan umpan hidup dari kapal-kapal bagan di Kupang sangat lemah, sehingga kita menginginkan umpan, harus berlayar sampai ke Pulau Flores," kata Muhamad Nasir ketika dihubungi Antara Kupang, Kamis (7/6).
Ia menjelaskan, kapal-kapal bagan di Kupang yang memasok umpan hidup semuanya beroperasi, namun hasil tangkapan melemah akibat kondisi musim.
Saat ini, katanya, nelayan mulai menghadapi musim angin timur yang menyebabkan tangkapan ikan-ikan kecil untuk umpan melemah dan biasanya berlangsung hingga bulan Agustus.
Menurutnya, kondisi ini telah mengkhawatirkan para nelayan cakalang karena saat ini cuaca cukup baik untuk meningkatkan hasil tangkapan.
"Cuaca sekarang masih sangat baik dalam dua hari terakhir, hasil tangkapan kami bisa lebih dari 2 ton, tapi itupun kami dapat pasokan umpan di Flores," katanya.
Baca juga: Ekspor cakalang dari NTT ke Jepang meningkat
Ia mengatakan, kapal-kapal cakalang yang ingin mendapatkan ikan umpan berupa tembang terpaksa harus menuju ke wilayah Flores karena pasokan lebih memadai.
"Hanya saja tidak semua juga ke sana karena butuh biaya operasional yang relatif besar dan juga untung-untungan saja karena nelayan di Flores juga banyak," katanya.
Nasir mengatakan, kesulitan umpan seperti ini selalu dihadapi nelayan setiap tahun, sehingga ia berharap adanya terobosan dari pemerintah daerah setempat untuk membantu para nelayan dalam meningkatkan hasil tangkapan.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang Abdul Wahab mengatakan, kendala pasokan umpan merupakan momok yang selalu dihadapi nelayan setiap tahun.
"Satu-satunya yang diandalkan itu pasokan umpan dari kapal bagan dan itu sangat tergantung pada kondisi cuaca, kalau cuaca buruk maka pasokan jelas lemah walaupun saat musim ikan lagi banyak," katanya.
Ia mengatakan, HNSI sebagai wadah penyambung aspirasi nelayan berharap agar pemerintah daerah membantu mengatasi kendala tersebut dengan mendorong pengembangan budidaya di darat.
"Kami berharap budidaya ikan di darat bisa diperbanyak sehingga nelayan bisa membeli untuk memenuhi pasokan umpan, karena budidaya di darat kan tidak tergantung cuaca," katanya.
Baca juga: Hasil tangkapan nelayan cakalang Kupang berkurang