Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu mengemukakan kegiatan parade 1001 kuda sandalwood di Pulau Sumba mampu memberdayakan para peternak kuda di daerah itu.
"Ada multiplayer efek dari kegiatan parade kuda sandalwood, salah satunya mampu memberdayakan masyarakat peternak kuda di Pulau Sumba," kata Marius Ardu Jelamu di Kupang, Selasa (24/7), terkait dampak kegiatan parade 1001 kuda sandalwood di Pulau Sumba.
Ia mengatakan, masyarakat Pulau Sumba yang sehari-hari memelihara kuda diberikan apresiasi dan ruang untuk tampil di depan umum melalui kegiatan parade itu.
Para peternak kuda, lanjutnya, juga mendapatkan keuntungan dari penyewaan kuda peliharaannya yang diikutsertakan dalam parade tersebut.
Menurut Marius, kegiatan parade akan memotivasi para peternak untuk terus memelihara dan melestarikan kuda sandalwood. "Karena mereka sudah merasakan langsung nilai manfaat yang beragam, baik secara ekonomi, budaya, artististik, dan sebagainya," katanya.
Menurutnya, selain itu kuda sandalwood juga menjadi salah satu branding kuat yang mengangkat sektor pariwisata di Pulau Sumba. "Meskipun kegiatan parade 1001 kuda sandalwood yang dipaduhkan dengan festival tenun ikat Sumba baru digelar selama dua tahun, namun sudah mampu menarik minat ribuan pengunjung domestik maupun mancanegara," katanya.
Baca juga: Populasi kuda Sandelwood tinggal 30.000 ekor
Para peserta parade 1001 kuda sandelwood yang digelar di kawasan padang sabana perbukitan Walakiri, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (12/7). (ANTARA Foto/Asis Lewokeda)
Selain itu, kata Marius, juga mendorong masuknya para investor ke Tanah Sumba untuk berinvestasi seperti tampak dalam pembangunan hotel di Waingapu, Sumba Timur, resort-resort di Sumba Barat, dan sebagainya.
Marius menambahkan kegiatan tersebut akan digelar secara rutin setiap tahun karena sudah masuk menjadi agenda event pariwisata nasional.
Untuk itu, ia berharap masyarakat di Pulau Sumba tetap menjaga dan melestarikan kuda sandalwood yang juga merupakan bagian dari warisan budaya setempat.
"Tentu akan lebih baik lagi kalau populasi kuda sandalwood ini semakin meningkat seiring waktu sekaligus memperkuat potensi Sumba sebagai daerah lumbung ternaknya NTT," katanya.
Baca juga: Parade kuda Sandelwood di Sumba
Para peserta parade 1001 kuda sandelwood yang digelar di kawasan padang sabana perbukitan Walakiri, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (12/7). (ANTARA Foto/Asis Lewokeda)
"Ada multiplayer efek dari kegiatan parade kuda sandalwood, salah satunya mampu memberdayakan masyarakat peternak kuda di Pulau Sumba," kata Marius Ardu Jelamu di Kupang, Selasa (24/7), terkait dampak kegiatan parade 1001 kuda sandalwood di Pulau Sumba.
Ia mengatakan, masyarakat Pulau Sumba yang sehari-hari memelihara kuda diberikan apresiasi dan ruang untuk tampil di depan umum melalui kegiatan parade itu.
Para peternak kuda, lanjutnya, juga mendapatkan keuntungan dari penyewaan kuda peliharaannya yang diikutsertakan dalam parade tersebut.
Menurut Marius, kegiatan parade akan memotivasi para peternak untuk terus memelihara dan melestarikan kuda sandalwood. "Karena mereka sudah merasakan langsung nilai manfaat yang beragam, baik secara ekonomi, budaya, artististik, dan sebagainya," katanya.
Menurutnya, selain itu kuda sandalwood juga menjadi salah satu branding kuat yang mengangkat sektor pariwisata di Pulau Sumba. "Meskipun kegiatan parade 1001 kuda sandalwood yang dipaduhkan dengan festival tenun ikat Sumba baru digelar selama dua tahun, namun sudah mampu menarik minat ribuan pengunjung domestik maupun mancanegara," katanya.
Baca juga: Populasi kuda Sandelwood tinggal 30.000 ekor
Marius menambahkan kegiatan tersebut akan digelar secara rutin setiap tahun karena sudah masuk menjadi agenda event pariwisata nasional.
Untuk itu, ia berharap masyarakat di Pulau Sumba tetap menjaga dan melestarikan kuda sandalwood yang juga merupakan bagian dari warisan budaya setempat.
"Tentu akan lebih baik lagi kalau populasi kuda sandalwood ini semakin meningkat seiring waktu sekaligus memperkuat potensi Sumba sebagai daerah lumbung ternaknya NTT," katanya.
Baca juga: Parade kuda Sandelwood di Sumba