Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto mengemukakan provinsi setempat sudah memiliki tiga pabrik pengolah rumput laut masing-masing beroperasi di Kabupaten Kupang, Sumba Timur, dan Sabu Raijua.
"Di tiga lokasi itu sudah dibangun pabrik pengolah rumput laut, mereka sudah kelolah rumput laut menjadi karaginan atau semi refainded," kata Ganef Wurgiyanto di Kupang, Selasa (11/9).
Ia menjelaskan, pabrik-pabrik tersebut mengolah rumput laut jenis euchema cottoni dengan hasil berbentuk chips yang selanjutnya dikeringkan dan dikemas sebelum dipasarkan.
Ganef mengatakan, pihaknya terus mendorong pertumbuhan investasi rumput laut di provinsi setempat yang didukung dengan potensi yang melimpah.
Ia menyebut provinsi setempat memiliki wilayah potensial budidaya rumput laut mencapai lebih dari 51.000 hektare.
Dijelaskannya, kondisi curah hujan, penyinaran matahari yang kuat, dan sebagian pantai yang berkarang juga membuat potensi rumput laut di daerah ini memiliki kualitas unggulan
Budidaya rumput laut di wilayah Tablolong, Kupang Barat, NTT
Wilayah yang berpotensi untuk budidya rumput laut menyebar di berbagai daerah selain tiga daerah yang sudah memiliki pabrik, seperti di Rote Ndao, Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Sumba Timur dan Kabupaten Manggarai Barat.
"Pada daerah yang belum memiliki pabrik pengolahan rumput laut terus didorong agar investasi bisa masuk sehingga hasil produksi sampai ke pemasaran lebih maksimal," katanya.
Menurutnya, meski dibantu dengan kehadiran investasi untuk pabrik dan pengolahan sehingga menjamin kualitas hasil rumput laut serta pemasarannya, masyarakat terus dimotivasi untuk mengembangkan potensi alam tersebut.
"Untuk itulah kita butuh banyak investasi masuk. Kalau ada investasi masuk juga tentu harga pasar rumput laut juga lebih stabil karena pemasarannya sudah jelas," katanya.
Para petani rumput Laut sedang memanen rumput laut di pinggiran pantai Nemberala, Kabupaten Rote Ndao, NTT. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)
"Di tiga lokasi itu sudah dibangun pabrik pengolah rumput laut, mereka sudah kelolah rumput laut menjadi karaginan atau semi refainded," kata Ganef Wurgiyanto di Kupang, Selasa (11/9).
Ia menjelaskan, pabrik-pabrik tersebut mengolah rumput laut jenis euchema cottoni dengan hasil berbentuk chips yang selanjutnya dikeringkan dan dikemas sebelum dipasarkan.
Ganef mengatakan, pihaknya terus mendorong pertumbuhan investasi rumput laut di provinsi setempat yang didukung dengan potensi yang melimpah.
Ia menyebut provinsi setempat memiliki wilayah potensial budidaya rumput laut mencapai lebih dari 51.000 hektare.
Dijelaskannya, kondisi curah hujan, penyinaran matahari yang kuat, dan sebagian pantai yang berkarang juga membuat potensi rumput laut di daerah ini memiliki kualitas unggulan
"Pada daerah yang belum memiliki pabrik pengolahan rumput laut terus didorong agar investasi bisa masuk sehingga hasil produksi sampai ke pemasaran lebih maksimal," katanya.
Menurutnya, meski dibantu dengan kehadiran investasi untuk pabrik dan pengolahan sehingga menjamin kualitas hasil rumput laut serta pemasarannya, masyarakat terus dimotivasi untuk mengembangkan potensi alam tersebut.
"Untuk itulah kita butuh banyak investasi masuk. Kalau ada investasi masuk juga tentu harga pasar rumput laut juga lebih stabil karena pemasarannya sudah jelas," katanya.