Harga Premium di Sabu Rp40.000/botol

id Bensin

Harga Premium di Sabu Rp40.000/botol

Harga bensin Rp40.000/botol di Sabu Raijua

Harga bahan bakar minyak jenis premium di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, saat ini Rp40.000/botol isi 1,5 liter.
Kupang (Antara NTT) - Harga bahan bakar minyak jenis premium di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, saat ini Rp40.000/botol isi 1,5 liter.

Ketua DPRD Sabu Raijua Paulus Tuka yang menghubungi Antara dari Sabu Raijua, Selasa mengatakan, kenaikan harga jual BBM itu sudah biasa terjadi saban menjelag pergantian tahun atau pada musim hujan.

"Sejak akhir November sampai awal Desember 2016 ini, harga BBM di tingkat pengecer terus bergerak naik. Alasannya takut stok habis. Padahal pasokan BBM ke Sabu masih normal dan memang cukup selama ini," kata Paul Tuka.

Dia mengatakan, saat ini Sabu Raijua mendapat pasokan 1.000 drum BBM berisi 200 liter per drum.

Namun, dia mengakui pendistribusian BBM di Sabu Raijua belum sesuai dengan harapan masyarakat, karena para pengecer mengambil langsung dari APMS, dan bukan agen penjual.

Kondisi ini menurut dia sangat rentan ditimbun, bahkan sulit untuk diawasi karena tidak ada aturan yang membolehkan adanya pengecer, hanya agen penjualan.

"Bayangkan dari Raijua itu ada 100 lebih penjual eceran dan kalau mereka ambil langsung ke APMS, pasti tidak bisa semuanya dapat. Sementara ongkos tinggi," katanya.

Meski demikian, kenaikan harga kali ini menurut dia sangat berkaitan dengan persiapan menjelang Hari Natal dan Tahun Baru.

"Mereka takut kehabisan stok saat Natal dan Tahun Baru, padahal stok masih aman. Mungkin ada yang timbun," katanya.

Dia mengatakan telah berkoordinasi dengan pemerintah dan aparat kepolisian untuk melakukan rahasia ke tempat-tempat penjualan BBM.

"Kita minta supaya, kalau ada pedagang yang melakukan penimbunan, supaya di proses secara hukum, karena ini menyusahkan masyarakat," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Sabu Raijua itu.

Wakil Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke secara terpisah mengakui adanya kenaikan BBM yang sangat drastis.

"Kami dengan polisi dan tentara sedang melakukan sidak, tetapi belum menemukan adanya penimbunan. Tapi dengan kondisi ini, kami masih yakin ada penimbunan," kata Nikodemus.