IHSG berpotensi datar menjelang akhir pekan
...IHSG berpeluang bergerak sideways pada akhir pekan ini di kisaran 6.989-7.075, tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat, (18/11/2022)
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) jelang akhir pekan berpotensi bergerak datar di tengah terkoresinya bursa saham Wall Street.
IHSG dibuka menguat 10,63 poin atau 0,15 persen ke posisi 7.055,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,03 poin atau 0,2 persen ke posisi 1.006,95.
"IHSG berpeluang bergerak sideways pada akhir pekan ini di kisaran 6.989-7.075," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat, (18/11/2022).
IHSG yang cenderung bergerak datar sepanjang pekan ini tampaknya kembali antusias setelah Bank Indonesia mengumumkan siklus baru pengetatan kebijakan moneter.
BI mengumumkan kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen. Secara kumulatif, BI telah menaikkan suku bunga 175 bps dalam empat bulan.
Bulan depan bank sentral AS diproyeksi akan kembali menaikkan 50 bps, sehingga Federal Funds Rate berada di rentang 4,25-4,50 persen. Artinya, selisih atau spread keduanya diproyeksikan dengan BI7DDR 5,25 persen akan semakin menyempit dan memberikan ancaman arus modal keluar (capital outflow) lebih lanjut.
Dari eksternal, pasar saham AS ditutup terkoreksi pada perdagangan Kamis (17/11) kemarin, karena investor mencerna potensi lonjakan suku bunga setelah pejabat The Fed mengisyaratkan kenaikan siklus terbaru untuk memperlambat inflasi yang masih tidak terkontrol.
Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,02 persen menjadi 33.546,32, indeks berbasis luas S&P 500 turun 0,31 persen menjadi 3.946,56, sedangkan Nasdaq Composite Index berkurang 0,35 persen menjadi 11.144,96.
Investor mempertimbangkan komentar dari Presiden Federal Reserve St Louis James Bullard yang mengatakan tingkat suku bunga belum berada di zona yang dapat dianggap cukup membatasi.
Data menunjukkan jumlah warga AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu, memperlihatkan pasar tenaga kerja tetap ketat.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun yang sensitif terhadap kebijakan tersebut melonjak menjadi 4,45 persen, meningkatkan kekhawatiran suku bunga yang lebih tinggi akan mengirim ekonomi ke dalam resesi.
Dari Eropa, Indeks pan-Eropa Stoxx 600 turun 0,42 persen menjadi 428,38. Data menunjukkan inflasi Zona Euro pada Oktober sedikit lebih rendah dari yang dilaporkan sebelumnya, tetapi masih pada rekor tertinggi karena melonjaknya harga energi.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 44,24 atau 0,16 persen ke 27.974,81, indeks Hang Seng naik 206,76 atau 1,15 persen ke 18.252,42, indeks Shanghai meningkat 0,46 poin atau 0,01 persen ke 3.115,89, dan indeks Straits Times menguat 0,97 poin atau 0,03 persen ke 3.287,01.
Baca juga: IHSG terkoreksi menjelang pengumuman hasil RDG BI
Baca juga: IHSG meningkat jelang rilis data neraca perdagangan bulan Oktober
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG berpotensi datar jelang akhir pekan
IHSG dibuka menguat 10,63 poin atau 0,15 persen ke posisi 7.055,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,03 poin atau 0,2 persen ke posisi 1.006,95.
"IHSG berpeluang bergerak sideways pada akhir pekan ini di kisaran 6.989-7.075," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat, (18/11/2022).
IHSG yang cenderung bergerak datar sepanjang pekan ini tampaknya kembali antusias setelah Bank Indonesia mengumumkan siklus baru pengetatan kebijakan moneter.
BI mengumumkan kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen. Secara kumulatif, BI telah menaikkan suku bunga 175 bps dalam empat bulan.
Bulan depan bank sentral AS diproyeksi akan kembali menaikkan 50 bps, sehingga Federal Funds Rate berada di rentang 4,25-4,50 persen. Artinya, selisih atau spread keduanya diproyeksikan dengan BI7DDR 5,25 persen akan semakin menyempit dan memberikan ancaman arus modal keluar (capital outflow) lebih lanjut.
Dari eksternal, pasar saham AS ditutup terkoreksi pada perdagangan Kamis (17/11) kemarin, karena investor mencerna potensi lonjakan suku bunga setelah pejabat The Fed mengisyaratkan kenaikan siklus terbaru untuk memperlambat inflasi yang masih tidak terkontrol.
Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,02 persen menjadi 33.546,32, indeks berbasis luas S&P 500 turun 0,31 persen menjadi 3.946,56, sedangkan Nasdaq Composite Index berkurang 0,35 persen menjadi 11.144,96.
Investor mempertimbangkan komentar dari Presiden Federal Reserve St Louis James Bullard yang mengatakan tingkat suku bunga belum berada di zona yang dapat dianggap cukup membatasi.
Data menunjukkan jumlah warga AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu, memperlihatkan pasar tenaga kerja tetap ketat.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun yang sensitif terhadap kebijakan tersebut melonjak menjadi 4,45 persen, meningkatkan kekhawatiran suku bunga yang lebih tinggi akan mengirim ekonomi ke dalam resesi.
Dari Eropa, Indeks pan-Eropa Stoxx 600 turun 0,42 persen menjadi 428,38. Data menunjukkan inflasi Zona Euro pada Oktober sedikit lebih rendah dari yang dilaporkan sebelumnya, tetapi masih pada rekor tertinggi karena melonjaknya harga energi.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 44,24 atau 0,16 persen ke 27.974,81, indeks Hang Seng naik 206,76 atau 1,15 persen ke 18.252,42, indeks Shanghai meningkat 0,46 poin atau 0,01 persen ke 3.115,89, dan indeks Straits Times menguat 0,97 poin atau 0,03 persen ke 3.287,01.
Baca juga: IHSG terkoreksi menjelang pengumuman hasil RDG BI
Baca juga: IHSG meningkat jelang rilis data neraca perdagangan bulan Oktober
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG berpotensi datar jelang akhir pekan