Relokasi Bandara Sabu Raijua dinilai mendesak

id Sabu

Relokasi Bandara Sabu Raijua dinilai mendesak

Obyek wisata Kelabba Maja di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur masuk dalam nominasi Anugerah Pariwisata Indonesia (API) 2018. (ANTARA Foto/istimewa)

"Untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata daerah itu, pascapenetapan destinasi wisata Kellaba Madja sebagai Surga Tersembunyi Terpopuler, maka satu-satunya jalan keluara adalah relokasi bandar udara," kata Paulus Tuka.
Kupang (ANTARA News NTT) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sabu Raijua Paulus Tuka mengatakan relokasi bandara Sabu Raijua di salah satu pulau terdepan Nusa Tenggara Timur dinilai sangat mendesak untuk memudahkan akses transportasi ke wilayah tersebut.

"Untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata daerah itu, pascapenetapan destinasi wisata Kellaba Madja sebagai Surga Tersembunyi Terpopuler, maka satu-satunya jalan keluara adalah relokasi bandar udara," kata Paulus Tuka kepada Antara, Senin (3/12), terkait minimnya akses transportasi ke pulau itu.

Destinasi wisata Kellaba Madja meraih juara melalui vote masyarakat masyarakat domestik maupun mancanegara, dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2018 dengan kategori wisata Surga Tersembunyi Terpopuler.

Menurut dia, destinasi wisata Kellaba Madja akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat daerah itu, jika didukung dengan pembangunan bandara baru di Sabu Raijua.

Pasalnya, bandara lama dengan panjang 900 meter tidak bisa didarati pesawat jenis fokes. Bandara hanya bisa didarati pesawat Susi Air dengan kapasitas penumpang 12 orang.

Bandara itupun tidak bisa diperpanjang lagi karena berada di kawasan pemukiman penduduk, sehingga pemerintah sudah menyiapkan lokasi baru untuk pembangunan bandara baru.

Baca juga: Kellaba Maja, juara I API 2018
Baca juga: Sabu Raijua belajar pariwisata di Yogyakarta


Mengenai laut, dia mengatakan, akses transportasi melalui laut juga hanya menggandalkan kapal feri dengan waktu pelayaran 14-16 jam tergantung cuaca serta kapal Pelni.

"Kalau musim hujan dan gelombang, masyarakat Sabu Raijua sulit bepergian karena tidak ada transportasi. Masyarakat harus menunggu kapal Pelni berhari-hari," katanya.

Karena itu, dia berharap pemerintah pusat dapat memberikan dukungan anggaran bagi pembangunan bandara baru di daerah itu.