BI: Stabilitas sistem keuangan NTT tetap terjaga di tengah pandemi
Stabilitas sistem keuangan di NTT masih tetap terjaga ditunjukkan dengan beberapa hal seperti penghimpunan dana pihak ketiga perbankan hingga September 2022 tumbuh meningkat 4,14 persen...
Kupang (ANTARA) - Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur melaporkan kondisi stabilitas sistem keuangan di NTT masih tetap terjaga hingga triwulan III 2022 di tengah tantangan pandemi COVID-19.
"Stabilitas sistem keuangan di NTT masih tetap terjaga ditunjukkan dengan beberapa hal seperti penghimpunan dana pihak ketiga perbankan hingga September 2022 tumbuh meningkat 4,14 persen secara tahunan atau year on year," kata Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BI NTT Donny H Heatubun dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia 2022 di Kupang, Rabu, (30/11/2022).
Ia menjelaskan, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) ditopang pertumbuhan tabungan dan deposito yang mendominasi pangsa DPK secara keseluruhan.
Selain itu penyaluran kredit perbankan tercatat tumbuh 12,08 persen (yoy) pada triwulan III 2022, melanjutkan tren perbaikan yang sejalan dengan pemulihan ekonomi.
"Resiko kredit masih tetap terjaga yang tercermin dari NPL (Non Performing Loan) yang rendah sebesar 1,6 persen," katanya.
Berdasarkan jenis, kata dia kredit didominasi oleh kredit konsumsi dengan porsi 56 persen, diikuti kredit modal kerja dan investasi masing-masing 38 persen dan 6 persen. "Kredit konsumsi dan modal kerja yang tumbuh stabil menjadi sumber pertumbuhan kredit di NTT," katanya.
Lebih lanjut, Donny mengatakan di bidang sistem pembayaran, pihaknya terus berkomitmen mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, aman, lancar, dan handal.
Ia mengatakan di tengah normalisasi mobilitas masyarakat kondisi sistem pembayaran tetap terjaga. Transaksi ritel seperti Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami penurunan sejalan dengan peralihan masyarakat menggunakan metode transfer melalui BI-Fast
Sementara untuk transaksi non tunai menunjukkan peningkatan di saat tren pemulihan kondisi ekonomi NTT.
Acara pertemuan tahunan bertema "Sinergi dan Inovasi: Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju" diawali dengan rangkaian acara yang digelar BI di Jakarta yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan diikuti secara virtual oleh perwakilan berbagai pihak di NTT yaitu Forkopimda, tokoh agama, tokoh adat, perbankan, pelaku usaha, dan lainnya.
Baca juga: BI catat pengguna sistem pembayaran QRIS di NTT capai 139.385
Baca juga: BI sebut cadangan devisa RI turun jadi 130,2 miliar dolar AS
"Stabilitas sistem keuangan di NTT masih tetap terjaga ditunjukkan dengan beberapa hal seperti penghimpunan dana pihak ketiga perbankan hingga September 2022 tumbuh meningkat 4,14 persen secara tahunan atau year on year," kata Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BI NTT Donny H Heatubun dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia 2022 di Kupang, Rabu, (30/11/2022).
Ia menjelaskan, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) ditopang pertumbuhan tabungan dan deposito yang mendominasi pangsa DPK secara keseluruhan.
Selain itu penyaluran kredit perbankan tercatat tumbuh 12,08 persen (yoy) pada triwulan III 2022, melanjutkan tren perbaikan yang sejalan dengan pemulihan ekonomi.
"Resiko kredit masih tetap terjaga yang tercermin dari NPL (Non Performing Loan) yang rendah sebesar 1,6 persen," katanya.
Berdasarkan jenis, kata dia kredit didominasi oleh kredit konsumsi dengan porsi 56 persen, diikuti kredit modal kerja dan investasi masing-masing 38 persen dan 6 persen. "Kredit konsumsi dan modal kerja yang tumbuh stabil menjadi sumber pertumbuhan kredit di NTT," katanya.
Lebih lanjut, Donny mengatakan di bidang sistem pembayaran, pihaknya terus berkomitmen mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, aman, lancar, dan handal.
Ia mengatakan di tengah normalisasi mobilitas masyarakat kondisi sistem pembayaran tetap terjaga. Transaksi ritel seperti Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami penurunan sejalan dengan peralihan masyarakat menggunakan metode transfer melalui BI-Fast
Sementara untuk transaksi non tunai menunjukkan peningkatan di saat tren pemulihan kondisi ekonomi NTT.
Acara pertemuan tahunan bertema "Sinergi dan Inovasi: Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju" diawali dengan rangkaian acara yang digelar BI di Jakarta yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan diikuti secara virtual oleh perwakilan berbagai pihak di NTT yaitu Forkopimda, tokoh agama, tokoh adat, perbankan, pelaku usaha, dan lainnya.
Baca juga: BI catat pengguna sistem pembayaran QRIS di NTT capai 139.385
Baca juga: BI sebut cadangan devisa RI turun jadi 130,2 miliar dolar AS