Ada sekitar 368 juta ayam petelur di Indonesia, per tahun 2021, yang sebagian besar dipelihara di sistem “kandang baterai konvensional”. Yang berarti bahwa ada lebih dari 300 juta ayam yang menghabiskan seluruh hidup mereka di tempat yang sangat padat dan sempit, yang mencegah mereka berjalan bebas, mematuk, atau melebarkan sayap mereka sepenuhnya – padahal semua itu merupakan perilaku alami yang penting untuk kesejahteraan mereka.
Laporan Otoritas Keamanan Pangan Eropa tahun 2019, menunjukkan bukti bahwa peternakan bebas kandang baterai memiliki tingkat kontaminasi salmonella lebih rendah dibandingkan dengan yang menggunakan sistem kandang baterai.
Artinya, kandang baterai tidak hanya merupakan praktik yang kejam, namun sistem tersebut juga dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri yang dapat berakibat fatal bagi konsumen, dan juga mengancam keamanan pangan.
Riset mengenai persepsi konsumen terhadap sistem produksi telur dan kesejahteraan ayam di seluruh dunia menyimpulkan bahwa sebagian besar responden mengkhawatirkan kualitas dan standar dari produk yang mereka konsumsi.
Temuan riset tersebut juga menunjukkan bahwa kesejahteraan ayam selama proses produksi telur sangatlah penting bagi konsumen dan mereka ingin memastikan bahwa para ayam tidak merasakan penderitaan dalam proses tersebut.
Baca juga: Sekjen PENA sebut Ribuan karangan bunga untuk hormati aktivis 98
Baca juga: Aktivis sebut perempuan rentan terhadap dampak perubahan iklim
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Aktivis kampanye bebas kandang baterai di Tebet Ecopark