China, menurut Xi masih berdasarkan informasi media resmi China, betul-betul akan berfokus untuk mempromosikan rencana perdamaian, dan berupaya untuk mengadakan gencatan senjata sesegera mungkin.
Xi mengingatkan bahwa sebagai anggota tetap dari Dewan Keamanan PBB, pihaknya tidak akan tinggal diam, atau "menuangkan minyak ke dalam api", atau mencari keuntungan dari perang yang terjadi.
Xi sendiri bersama-sama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, telah menandatangani kesepakatan kemitraan "tanpa batas", selama beberapa pekan sebelum Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Sejak itu, China telah mengecam sanksi yang diterapkan kepada Moskow, tetapi juga menahan diri untuk tidak mendukung secara terbuka invasi tersebut.
Selain itu, China juga telah menjadi negara mitra perdagangan terbesar bagi Rusia, antara lain dengan membeli minyak bumi yang sudah tidak bisa lagi dijual Rusia ke Eropa.
Sedangkan terkait dengan komunikasi antara Xi dan Zelenskyy, juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan pihaknya mencatat kesiapan China untuk berupaya menggelar proses negosiasi.
Sementara itu, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, sebagaimana dikutip dari Reuters, menyambut komunikasi telepon antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Namun, John Kirby menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa komunikasi tersebut akan mewujudkan perjanjian perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Kirby menegaskan bahwa Amerika Serikat sudah sejak lama menyatakan keinginannya agar perang tersebut dapat berhenti.
Ia mengemukakan bahwa perang dapat tidak berlanjut bila Putin memutuskan agar seluruh pasukannya segera meninggalkan wilayah Ukraina.
Selain itu, Kirby juga mengemukakan bahwa bila ada negosiasi untuk rencana perdamaian, maka negosiasi itu akan berlangsung bila Presiden Zelenskyy menyatakan kesiapannya untuk itu.
Amerika Serikat, ujar dia, akan menyambut berbagai upaya untuk mewujudkan perdamaian yang adil sepanjang perdamaian itu dapat berkelanjutan serta kredibel.
Senada dengan AS, Sekretaris Jenderal Pakta Perdamaian Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menyatakan bahwa pihaknya menyambut komunikasi antara kepala negara China dan Ukraina.
Namun, Stoltenberg mengingatkan bahwa fakta yang ada saat ini adalah China masih belum mengecam invasi Rusia ke Ukraina.
Dunia memang menyoroti potensi rencana perdamaian yang diharapkan ada dalam pembicaraan antara Xi dan Zelenskyy.
Mengulang Brehnev-Mao?
Artikel - Komunikasi Xi-Zelenskyy beri secercah optimisme untuk perdamaian
Tentu saja, komunikasi Brezhnev-Mao berada di era yang berbeda dan tidak bisa disamakan dengan komunikasi Xi-Zelenskyy yang terjadi saat ini...