Artikel - Meramu budaya dari Kampung Tradisional Bena
...Kami (perempuan) di Bena harus tahu menenun sejak kecil, katanya ramah ketika menjawab pertanyaan pengunjung kampung tersebut
Kunjungan wisatawan ke Kampung Tradisional Bena perlahan-lahan mulai membaik pascapandemi COVID-19. Dari data Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada, jumlah kunjungan ke kampung adat tersebut sejak Januari hingga Juni 2023 telah mencapai angka 33.428 orang. Dengan tingginya jumlah kunjungan tersebut, ada dampak positif pada tingkat ekonomi masyarakat setempat.
Ketua Pengelola Pariwisata Kampung Adat Bena, Emanuel Sebo mengatakan kunjungan itu memberi dampak ekonomi bagi masyarakat.
Hasil tenun ikat yang ada di setiap rumah pasti laku terjual, rata-rata satu kain seharga Rp300 ribu terjual per minggu. Dalam sebulan, satu rumah penenun bisa mendapatkan Rp1,2 juta dari kain tenun yang terjual tersebut.
Nilai tersebut merupakan nilai minimum saat suasana normal. Jika dalam kondisi ramai seperti libur panjang, para penenun bisa mendapatkan lebih dari tiga ratus ribu per hari untuk satu jenis kain tenun yang terjual.
Pendapatan itu baru diperoleh dari sarung atau selendang tenun yang dijual oleh para penenun. Ada berbagai jenis usaha produk lokal lain yang ditawarkan di desa tersebut.
Para pengunjung bisa menyewa pakaian adat dengan harga Rp100 ribu per orang, lalu sewa penginapan Rp200 ribu per malam, sewa tarian ja'i Rp2,5 juta per paket, sewa suling Rp1,5 juta per paket, sewa musik rakyat Rp1,5 juta per paket, sewa permainan tradisional atau sago alu Rp1 juta per paket, dan sewa Soka dan Teke Rp2 juta per paket.
Semua uang yang diperoleh dari penjualan paket-paket wisata itu masuk ke kas lembaga tersebut. Masyarakat pun merasakan dampak dari geliat pariwisata di Kabupaten Ngada.
Baca juga: Artikel - Menembus kabut menuju Puncak Bukit Wolobobo di Ngada
Kini setiap hari selalu ada kunjungan ke kampung adat tersebut. Wisatawan baik mancanegara dan Nusantara tidak absen mengunjungi kampung tua itu.
Bupati Ngada Andreas Paru pun terus menggaungkan potensi budaya kampung adat Bena.
Baca juga: Artikel - Pulau Rinca Taman Nasional Komodo sebagai wisata alam dan edukasi
Dalam berbagai momen, Bupati Andreas mempromosikan keunikan budaya dari kampung tradisional yang ada di Ngada, salah satunya Bena. Ia menjamin wisatawan tidak akan kecewa setelah berkunjung ke Kabupaten Ngada.
Untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan potensi pariwisata di Ngada, Bupati Andreas menjalin koordinasi dan kolaborasi dengan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Kampung wisata itu juga masuk dalam peta tematik BPOLBF sehingga wisatawan bisa merancang perjalanan wisata budaya ke tempat itu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Meramu budaya dari Kampung Tradisional Bena di Kabupaten Ngada NTT
Ketua Pengelola Pariwisata Kampung Adat Bena, Emanuel Sebo mengatakan kunjungan itu memberi dampak ekonomi bagi masyarakat.
Hasil tenun ikat yang ada di setiap rumah pasti laku terjual, rata-rata satu kain seharga Rp300 ribu terjual per minggu. Dalam sebulan, satu rumah penenun bisa mendapatkan Rp1,2 juta dari kain tenun yang terjual tersebut.
Nilai tersebut merupakan nilai minimum saat suasana normal. Jika dalam kondisi ramai seperti libur panjang, para penenun bisa mendapatkan lebih dari tiga ratus ribu per hari untuk satu jenis kain tenun yang terjual.
Pendapatan itu baru diperoleh dari sarung atau selendang tenun yang dijual oleh para penenun. Ada berbagai jenis usaha produk lokal lain yang ditawarkan di desa tersebut.
Para pengunjung bisa menyewa pakaian adat dengan harga Rp100 ribu per orang, lalu sewa penginapan Rp200 ribu per malam, sewa tarian ja'i Rp2,5 juta per paket, sewa suling Rp1,5 juta per paket, sewa musik rakyat Rp1,5 juta per paket, sewa permainan tradisional atau sago alu Rp1 juta per paket, dan sewa Soka dan Teke Rp2 juta per paket.
Semua uang yang diperoleh dari penjualan paket-paket wisata itu masuk ke kas lembaga tersebut. Masyarakat pun merasakan dampak dari geliat pariwisata di Kabupaten Ngada.
Baca juga: Artikel - Menembus kabut menuju Puncak Bukit Wolobobo di Ngada
Kini setiap hari selalu ada kunjungan ke kampung adat tersebut. Wisatawan baik mancanegara dan Nusantara tidak absen mengunjungi kampung tua itu.
Bupati Ngada Andreas Paru pun terus menggaungkan potensi budaya kampung adat Bena.
Baca juga: Artikel - Pulau Rinca Taman Nasional Komodo sebagai wisata alam dan edukasi
Dalam berbagai momen, Bupati Andreas mempromosikan keunikan budaya dari kampung tradisional yang ada di Ngada, salah satunya Bena. Ia menjamin wisatawan tidak akan kecewa setelah berkunjung ke Kabupaten Ngada.
Untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan potensi pariwisata di Ngada, Bupati Andreas menjalin koordinasi dan kolaborasi dengan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Kampung wisata itu juga masuk dalam peta tematik BPOLBF sehingga wisatawan bisa merancang perjalanan wisata budaya ke tempat itu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Meramu budaya dari Kampung Tradisional Bena di Kabupaten Ngada NTT