Jakarta (ANTARA) -
"Ini terjadi bukan hanya di Banten tapi begitu terungkap di Banten maka di wilayah lain mulai mereda, bukan berarti tidak mungkin timbul kembali karena sekarang ini kan beras sedang mahal," ujar Buwas.
Buwas menjelaskan saat ini Bulog sedang melakukan operasi pangan melalui Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP). Selain itu, Bulog juga menyalurkan bantuan pangan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Diketahui, Satgas Pangan Polda Banten menangkap tujuh tersangka yang melakukan tindak pidana perlindungan konsumen dan persaingan dagang dengan melakukan kecurangan distribusi 350 ton beras Bulog.
Barang bukti yang berhasil disita adalah 350 ton beras Bulog yang sudah di kemas ulang maupun yang belum, 5 timbangan digital, 6 mesin jahit karung, 8.000 karung bekas beras Bulog, 10.000 karung beras premium berbagai merek dan 50 bundel (nota penjualan, surat jalan, dan permintaan pengantaran).
“Motif mencari keuntungan pribadi. Modus repacking beras Bulog menjadi beras premium dengan berbagai merek, mengoplos beras Bulog dan beras lokal, menjual beras di atas harga HET,” sebut Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto.
Baca juga: Kementan siapkan penghargaan untuk daerah berproduksi beras tinggi
Baca juga: Artikel - Siasat Jokowi meredam krisis pangan dan menjaga stabilitas