Opini - Besarnya nilai ekonomi dan kesehatan pada daun kelor
Oleh Drg. Chinthia Elvitasari, MPH.*)
Sebelum konsumsi kelor, perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui dosis dan cara penggunaan yang tepat..
Dalam pengolahan kelor, perlu diperhatikan cara pengolahan yang baik dan benar agar kandungan nutrisi di dalamnya tetap terjaga.
Beberapa cara pengolahan kelor yang baik seperti mengeringkan daun kelor dengan cara yang benar agar kandungan nutrisi tetap terjaga, mengolah daun kelor dengan cara yang tepat agar kandungan nutrisi tetap terjaga, dan mengolah biji kelor dengan cara yang benar agar kandungan nutrisi tetap terjaga.
Cara penyimpanan yang baik juga perlu diperhatikan agar kandungan nutrisi di dalamnya tetap terjaga.
Di sisi pascapanen, kelor dapat dimanfaatkan dalam berbagai macam olahan pangan, seperti puding, kue, nuget.
Oleh karena itu, kelor dapat menjadi alternatif sumber nutrisi yang murah dan mudah didapat bagi masyarakat Indonesia. Dalam pengolahan kelor, perlu diperhatikan juga cara penggunaan yang tepat agar manfaatnya dapat optimal.
Kelor dapat dikonsumsi dalam bentuk teh atau sup. Biji kelor dalam bentuk makanan atau minuman.
Beragam olahan di atas dapat membantu manusia hidup sehat dengan murah meriah. Kelor mengandung berbagai vitamin dan mineral penting bagi tubuh, seperti vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi.
Kelor juga mengandung senyawa antioksidan yang tinggi, seperti flavonoid, asam askorbat, dan karotenoid. Selain itu, kelor juga mengandung senyawa anti-inflamasi dan senyawa antimikroba.
Jurnal National Institutes of Health (NIH), menunjukkan bahwa kelor dapat menurunkan kadar kolesterol sebanyak 50 persen dalam waktu 12 minggu. Senyawa di dalam daun kelor bekerja dengan mengurangi pembentukan plak aterosklerotik sebanyak 86 persen.
Daun kelor merupakan bagian pohon dengan nutrisi terbaik. Penelitian menyebut daun kelor mengandung protein sembilan kali lipat dari yoghurt.
Asam amino esensialnya lebih tinggi ketimbang kedelai. Kandungan vitamin C-nya tujuh kali lipat dari jeruk dan vitamin A 10 kali lipat dari wortel sehingga daun kelor bisa menjadi sumber B-carotene, vitamin C dan E, juga polifenolik.
Daun kelor juga mengandung kalsium, magnesium, kalium, mangan, fosfor, zinc, natrium, kuprum, dan besi dalam jumlah tinggi. Kandungan kalsium daun kelor sekitar 17 kali lipat dari susu, kalium 15 kali lipat dari pisang dan besi 25 kali dari bayam.
Hasil pemeriksaan menunjukkan, 73 persen kalsium daun kelor akan diserap dan 59 persen dipertahankan tubuh sehingga disimpulkan tepung daun kelor merupakan alternatif yang baik sebagai sumber tambahan kalsium ketika susu tidak tersedia.
Daun kelor atau Moringa oleifera adalah jenis tanaman tropis yang banyak digunakan sebagai tanaman obat dan campuran sayuran. Daun kelor mengandung nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, zat besi, kalium, magnesium, vitamin C, vitamin A, kalsium, dan asam folat.
Daun kelor banyak digunakan untuk membantu meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui dan juga baik untuk menunjang kesehatan tubuh. Organisasi Pangan Dunia Food and Agriculture Organization (FAO) memasukkan kelor sebagai Crop of the Month di tahun 2018.
Daun kelor juga mengandung asam folat dan asam amino yang penting bagi perkembangan otak anak, serta vitamin C dan vitamin E yang membantu mengoptimalkan kerja otak anak.
Selain itu, daun kelor juga mengandung zat besi yang tinggi, sehingga dapat membantu mencegah penyakit anemia pada anak. Namun, sebaiknya daun kelor diberikan dalam porsi yang amat sedikit pada anak, misalnya sejumput daun kelor per hari sudah lebih dari cukup.
Daun kelor memiliki manfaat bagi sistem imunologis, karena daun kelor mengandung senyawa flavonoid, saponin, alkaloid, tanin, dan fenol yang dapat membantu meningkatkan sistem imun.
Baca juga: Daun kelor bisa menjadi pilihan makanan alternatif bergizi
Selain itu, daun kelor juga mengandung senyawa antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Meskipun demikian, penelitian tentang manfaat daun kelor bagi sistem imunologis masih terbatas dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan manfaatnya secara ilmiah.
Dalam pengolahan kelor, perlu diperhatikan juga efek samping yang mungkin terjadi. Beberapa efek samping penggunaan kelor yang mungkin terjadi antara lain gangguan pencernaan, dan alergi.
Baca juga: UMKM NTT produksi susu bubuk dari kelor
Sebelum konsumsi kelor, perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui dosis dan cara penggunaan yang tepat serta meminimalisir efek samping yang mungkin terjadi.
*) Penulis adalah Doktor Kandidat IPB University – Natural Resource and Enviromental Management Science
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Besarnya nilai ekonomi dan kesehatan pada daun kelor
Beberapa cara pengolahan kelor yang baik seperti mengeringkan daun kelor dengan cara yang benar agar kandungan nutrisi tetap terjaga, mengolah daun kelor dengan cara yang tepat agar kandungan nutrisi tetap terjaga, dan mengolah biji kelor dengan cara yang benar agar kandungan nutrisi tetap terjaga.
Cara penyimpanan yang baik juga perlu diperhatikan agar kandungan nutrisi di dalamnya tetap terjaga.
Di sisi pascapanen, kelor dapat dimanfaatkan dalam berbagai macam olahan pangan, seperti puding, kue, nuget.
Oleh karena itu, kelor dapat menjadi alternatif sumber nutrisi yang murah dan mudah didapat bagi masyarakat Indonesia. Dalam pengolahan kelor, perlu diperhatikan juga cara penggunaan yang tepat agar manfaatnya dapat optimal.
Kelor dapat dikonsumsi dalam bentuk teh atau sup. Biji kelor dalam bentuk makanan atau minuman.
Beragam olahan di atas dapat membantu manusia hidup sehat dengan murah meriah. Kelor mengandung berbagai vitamin dan mineral penting bagi tubuh, seperti vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi.
Kelor juga mengandung senyawa antioksidan yang tinggi, seperti flavonoid, asam askorbat, dan karotenoid. Selain itu, kelor juga mengandung senyawa anti-inflamasi dan senyawa antimikroba.
Jurnal National Institutes of Health (NIH), menunjukkan bahwa kelor dapat menurunkan kadar kolesterol sebanyak 50 persen dalam waktu 12 minggu. Senyawa di dalam daun kelor bekerja dengan mengurangi pembentukan plak aterosklerotik sebanyak 86 persen.
Daun kelor merupakan bagian pohon dengan nutrisi terbaik. Penelitian menyebut daun kelor mengandung protein sembilan kali lipat dari yoghurt.
Asam amino esensialnya lebih tinggi ketimbang kedelai. Kandungan vitamin C-nya tujuh kali lipat dari jeruk dan vitamin A 10 kali lipat dari wortel sehingga daun kelor bisa menjadi sumber B-carotene, vitamin C dan E, juga polifenolik.
Daun kelor juga mengandung kalsium, magnesium, kalium, mangan, fosfor, zinc, natrium, kuprum, dan besi dalam jumlah tinggi. Kandungan kalsium daun kelor sekitar 17 kali lipat dari susu, kalium 15 kali lipat dari pisang dan besi 25 kali dari bayam.
Hasil pemeriksaan menunjukkan, 73 persen kalsium daun kelor akan diserap dan 59 persen dipertahankan tubuh sehingga disimpulkan tepung daun kelor merupakan alternatif yang baik sebagai sumber tambahan kalsium ketika susu tidak tersedia.
Daun kelor atau Moringa oleifera adalah jenis tanaman tropis yang banyak digunakan sebagai tanaman obat dan campuran sayuran. Daun kelor mengandung nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, zat besi, kalium, magnesium, vitamin C, vitamin A, kalsium, dan asam folat.
Daun kelor banyak digunakan untuk membantu meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui dan juga baik untuk menunjang kesehatan tubuh. Organisasi Pangan Dunia Food and Agriculture Organization (FAO) memasukkan kelor sebagai Crop of the Month di tahun 2018.
Daun kelor juga mengandung asam folat dan asam amino yang penting bagi perkembangan otak anak, serta vitamin C dan vitamin E yang membantu mengoptimalkan kerja otak anak.
Selain itu, daun kelor juga mengandung zat besi yang tinggi, sehingga dapat membantu mencegah penyakit anemia pada anak. Namun, sebaiknya daun kelor diberikan dalam porsi yang amat sedikit pada anak, misalnya sejumput daun kelor per hari sudah lebih dari cukup.
Daun kelor memiliki manfaat bagi sistem imunologis, karena daun kelor mengandung senyawa flavonoid, saponin, alkaloid, tanin, dan fenol yang dapat membantu meningkatkan sistem imun.
Baca juga: Daun kelor bisa menjadi pilihan makanan alternatif bergizi
Selain itu, daun kelor juga mengandung senyawa antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Meskipun demikian, penelitian tentang manfaat daun kelor bagi sistem imunologis masih terbatas dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan manfaatnya secara ilmiah.
Dalam pengolahan kelor, perlu diperhatikan juga efek samping yang mungkin terjadi. Beberapa efek samping penggunaan kelor yang mungkin terjadi antara lain gangguan pencernaan, dan alergi.
Baca juga: UMKM NTT produksi susu bubuk dari kelor
Sebelum konsumsi kelor, perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui dosis dan cara penggunaan yang tepat serta meminimalisir efek samping yang mungkin terjadi.
*) Penulis adalah Doktor Kandidat IPB University – Natural Resource and Enviromental Management Science
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Besarnya nilai ekonomi dan kesehatan pada daun kelor