PLN targetkan 600 desa di NTT berlistrik dalam tahun ini
"Dalam tahun ini kami merencanakan akan melistriki sebanyak 600 desa di NTT yang belum mendapat penerangan dari listrik selama ini," kata Ignatius Rendroyoko
Kupang (ANTARA News NTT) - General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur Ignatius Rendroyoko mengatakan, pihaknya menargetkan akan menerangi sebanyak 600 desa di provinsi setempat dalam tahun 2019.
"Dalam tahun ini kami merencanakan akan melistriki sebanyak 600 desa di NTT yang belum mendapat penerangan dari listrik selama ini," katanya dalam rapat koordinasi bersama Dinas ESDM Provinsi NTT di Kupang, Kamis (7/2).
Ia menjelaskan, kondisi rasio elektrifikasi listrik di provinsi setempat saat ini mencapai sebesar 62,88 persen, namun masih masuk dalam kategori terendah secara nasional.
Ignatius mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTT terdapat 731.268 rumah tangga yang sudah menikmati listrik dari total sebanyak 1.163.007 rumah tangga.
Menurut dia, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di NTT, pihaknya akan membangun program listrik pedesaan secara simultan di seluruh wilayah provinsi berbasiskan kepulauan ini, selain melalui program perluasan jaringan yang dilaksanakan semua unit PLN di setiap kabupaten.
PLN juga terus mendorong pengembangan sumber pembangkit listrik baru memanfaatkan potensi energi baru terbarukan (EBT), sehingga pihaknya tetap terus membangun koordinasi dengan Dinas ESDM NTT.
Ignatius menyebutkan data jumlah desa di NTT sebelum terjadinya pemekaran, hanya berjumlah 3.270 desa, namun setelah dilakukan pemekaran berjumlah menjadi 3.353 desa. "Ada penambahan sekitar 83 desa baru," ujarnya.
Namun, kendala terbesar yang dihadapi PLN dalam upaya menerangi desa adalah pola pemukiman yang terpencil dan menyebar disertai pula dengan medan wilayah yang sangat berat. "Inilah tantangan yang harus kami hadapi," demikian Ignatius Rendroyoko.
Baca juga: PLN targetkan rasio elektrifikasi di NTT mencapai 80 persen
Baca juga: PLN operasikan pembangkit listrik EBT di Manggarai Timur
"Dalam tahun ini kami merencanakan akan melistriki sebanyak 600 desa di NTT yang belum mendapat penerangan dari listrik selama ini," katanya dalam rapat koordinasi bersama Dinas ESDM Provinsi NTT di Kupang, Kamis (7/2).
Ia menjelaskan, kondisi rasio elektrifikasi listrik di provinsi setempat saat ini mencapai sebesar 62,88 persen, namun masih masuk dalam kategori terendah secara nasional.
Ignatius mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTT terdapat 731.268 rumah tangga yang sudah menikmati listrik dari total sebanyak 1.163.007 rumah tangga.
Menurut dia, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di NTT, pihaknya akan membangun program listrik pedesaan secara simultan di seluruh wilayah provinsi berbasiskan kepulauan ini, selain melalui program perluasan jaringan yang dilaksanakan semua unit PLN di setiap kabupaten.
PLN juga terus mendorong pengembangan sumber pembangkit listrik baru memanfaatkan potensi energi baru terbarukan (EBT), sehingga pihaknya tetap terus membangun koordinasi dengan Dinas ESDM NTT.
Ignatius menyebutkan data jumlah desa di NTT sebelum terjadinya pemekaran, hanya berjumlah 3.270 desa, namun setelah dilakukan pemekaran berjumlah menjadi 3.353 desa. "Ada penambahan sekitar 83 desa baru," ujarnya.
Namun, kendala terbesar yang dihadapi PLN dalam upaya menerangi desa adalah pola pemukiman yang terpencil dan menyebar disertai pula dengan medan wilayah yang sangat berat. "Inilah tantangan yang harus kami hadapi," demikian Ignatius Rendroyoko.
Baca juga: PLN targetkan rasio elektrifikasi di NTT mencapai 80 persen
Baca juga: PLN operasikan pembangkit listrik EBT di Manggarai Timur