PWI NTT: Wartawan harus pandai memverifikasi informasi

id PWI

PWI NTT: Wartawan harus pandai memverifikasi informasi

Ketua PWI NTT terpilih Ferry Jahang (kiri) melakukan salam komando kepada saingannya Aser Rihi Tugu (kanan) usai pemilihan Ketua PWI NTT periode 2018-2023 di Kupang, Sabtu (3/3/2018). (ANTARA Foto/Bernadus Tokan)

Wartawan harus disiplin dan pandai dalam melakukan verifikasi informasi yang diterima sebelum menjadikannya sebagai bahan berita.
Kupang (ANTARA News NTT) - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Nusa Tenggara Timur Fery Jahang mengatakan, wartawan harus disiplin dan pandai dalam melakukan verifikasi informasi yang diterima sebelum menjadikannya sebagai bahan berita.

"Cara yang paling ampuh untuk menentang hoax dan ujaran kebencian adalah wartawan harus disipilin dan pandai melakukan verifikasi informasi. Jangan langsung dijadikan sebagai bahan berita untuk konsumsi publik," katanya kepada Antara di Kupang, Jumat (8/2).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2019 di Surabaya, Jawa Timur dan peran media dalam menangkal berita hoax dan ujaran kebencian.

Menurut dia, tanpa disiplin dalam melakukan verifikasi informasi, maka berita-berita yang disajikan untuk publik mengandung berita bohong dan tidak mendidik.

"Ini celakanya kalau wartawan tidak pandai dalam memverifikasi sebuah informasi untuk kepentingan publik," ujar Feri Jahang, yang juga wartawan Harian Umum Pos Kupang itu.

Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan (DKD) PWI NTT, Dion DB Putra mengatakan, posisi media arus utama dewasa ini semakin penting untuk memerangi banjir hoax agar tidak merajalela di tengah masyarakat.

Baca juga: Pers berkontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi NTT

"Menurut saya, peran pers dalam hal ini media arus utama dewasa ini semakin penting dan menentukan. Penting untuk memerangi banjir hoax agar tidak merajalela di tengah masyarakat kita yang mudah terhasut," katanya.

Mantan Ketua PWI NTT itu mengatakan, hoax dan ujaran kebencian kini diproduksi secara sistemik untuk tujuan tertentu. Ada yang mendesainnya demi kepentingan politik dan ekonomi jangka pendek.

Karena itu, kata Pemred Harian Umum Pos Kupang itu, peran pers sebagai sumber referensi terpercaya sangat dibutuhkan untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan akura.

Dion mengatakan, tantangan pers di era digital memang semakin berat, terutama yang datang dari media sosial.

"Persaingan sangat ketat, sehingga tidak sedikit media yang gulung tikar. Untuk bertahan hidup, media harus beradaptasi, harus bangun konvergensi," katanya menambahkan.

Baca juga: Gubernur NTT: Pers harus membangkitkan rasa optimisme
Baca juga: Berita Hoax Masuki Tahap Serius