Artikel - Mariance bangkit menjadi cahaya

id Mariance Kabu,TPPO,KEKERASAN MIGRAN,BURUH MIGRAN ,PERLINDUNGAN PEKERJA,Artikel tppo Oleh Aditya Pradana Putra

Artikel - Mariance bangkit menjadi cahaya

Mariance berdoa di rumah Pendeta Emmy Sehertian, tempat dia berkegiatan dalam Hanaf, komunitas pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kupang, Nusa Tenggara Timur. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

...Saya terinspirasi dengan motif mamuli khas Timor yang memiliki arti rahim ibu, kata Mariance

Sepuluh tahun berlalu. Kini di tengah penantian panjang pada akhir sidang kasus penganiayaan berat terhadap dirinya, Mariance berusaha bangkit.

Butuh waktu lama bagi ibu empat anak itu untuk keluar dari ruang gelap hidupnya. Selama 8 tahun, Mariance lebih banyak berdiam di rumah. Rasa kecewa, ketakutan, kurang percaya diri bercampur jadi satu membuat ia lebih memilih mengasingkan diri dari dunia luar.

Namun, sejak kasusnya kembali dibuka di Pengadilan Malaysia pada 2022, keberanian Mariance mencuat. Seolah mendapatkan bisikan dari Tuhan, dia bangkit keluar dari ruang gelap dengan membawa cahaya.

Sebuah kredo (keyakinan) Kristiani akan pengorbanan Yesus untuk manusia saat disiksa dan disalib, menuntun Mariance untuk berbuat lebih banyak bagi masyarakat, khususnya di daerah asalnya Nusa Tenggara Timur.

“Saya harus bersuara agar orang lain tidak mengalami seperti yang saya alami,” kata Mariance.

Sejak saat itu Mariance memilih aktif terlibat upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPP0) dan kekerasan terhadap buruh migran. Sudah 2 tahun terakhir ini, dia hadir di berbagai pertemuan dan forum diskusi untuk menceritakan pengalamannya saat menjadi korban TPPO dan kekerasan saat bekerja di Malaysia.
 

Melawan dengan tenun

Tak cukup dengan bersuara, Mariance pun juga berupaya pada pencegahan TPPO di daerahnya dengan memberikan pelatihan menenun khas NTT kepada kalangan perempuan. Dia secara berkala melakukannya di rumah Pendeta Emmy Sahertian, salah satu orang yang membantu mengadvokasi kasusnya.

Dengan memiliki ketrampilan Mariance berharap para perempuan di NTT bisa lebih mandiri dan tidak mudah tergoda bujuk rayu jaringan mafia TPPO.

Dari kegiatan tersebut pula Mariance juga telah menciptakan motif tenun mamuli sambung yang memiliki makna mendalam tentang perjuangannya menyuarakan perlawanan terhadap TPPO.

“Saya terinspirasi dengan motif mamuli khas Timor yang memiliki arti rahim ibu,” kata Mariance. Dua motif mamuli yang disambung itu memiliki arti para kaum perempuan yang bersatu untuk bersama melawan kejahatan TPPO yang marak terjadi di NTT maupun sejumlah daerah lain di Indonesia.

Kini Mariance pun tidak bersuara sendiri. Bahkan, dia memimpin komunitas Hanaf yang sebelumnya telah dibentuk oleh sejumlah aktivis pengadvokasi kasusnya.

Hanaf yang dalam bahasa Dawam (bahasa daerah asal Mariance di Timor Tengah Selatan) memiliki arti “suara”. Melalui komunitas ini ia menyuarakan gerakan perlawanannya terhadap TPPO bersama para aktivis yang peduli terhadap isu ini dan juga bersama para penyintas korban TPPO lainnya. “Saya berharap melalui komunitas ini suara perlawanan TPPO ini juga bisa tersebar lebih luas,” tutur Mariance.

Arti penting kebangkitan Mariance