Artikel - Mariance bangkit menjadi cahaya

id Mariance Kabu,TPPO,KEKERASAN MIGRAN,BURUH MIGRAN ,PERLINDUNGAN PEKERJA,Artikel tppo Oleh Aditya Pradana Putra

Artikel - Mariance bangkit menjadi cahaya

Mariance berdoa di rumah Pendeta Emmy Sehertian, tempat dia berkegiatan dalam Hanaf, komunitas pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kupang, Nusa Tenggara Timur. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

...Saya terinspirasi dengan motif mamuli khas Timor yang memiliki arti rahim ibu, kata Mariance

Pendeta Emmy Sehertian yang lama mendampingi Mariance Kabu dalam advokasi kasus TPPO maupun kasus penganiayaan berat, mensyukuri atas kebangkitan Mariance dari keterpurukan itu.

Suara Mariance tidak hanya berkontribusi atas upaya Pemerintah dan para aktivis dalam membongkar konspirasi jaringan TPPO. "Aktifnya Mariance itu juga meningkatkan kesadaran para wanita di NTT untuk tidak mau dieksploitasi," kata Pendeta Emmy.

Apalagi, pelatihan tenun NTT yang dilakukan oleh Mariance juga mendorong para wanita di NTT untuk bisa lebih berdaulat secara ekonomi sehingga tidak mudah untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait dalam jaringan mafia TPPO.

“Banyak dari kalangan wanita di NTT ini memiliki keterampilan menenun, tetapi banyak yang tidak dimaksimalkan sebagai sumber penghidupan mereka,” kata pendeta yang juga aktivis kemanusiaan tersebut.

Selain itu, pengalaman yang dibagikan Mariance melalui berbagai forum juga diharapkan dapat membuka mata para wanita di NTT maupun daerah lainnya untuk tidak mudah terpengaruh berbagai modus perekrutan tenaga kerja ke luar negeri dengan gaji tinggi.

“Kita harus waspada dengan modus-modus perekrutan melalui media sosial, lembaga yang tidak jelas perizinannya, orang tidak dikenal, maupun yang kita kenal,” kata Pendeta Emmy.

Apabila ditemukan adanya indikasi perekrutan yang tidak sesuai prosedur, ia mengajak warga segera melaporkan ke instansi terkait maupun aparat hukum.


Pada kesempatan lain, salah seorang penyintas korban TPPO lainnya, Emi Dezi  mengatakan upaya Mariance Kabu dalam bersuara menentang TPPO menjadi penyeimbang dari banyaknya janji manis dari para agen yang secara aktif mencari tenaga kerja di NTT untuk bekerja di luar negeri.

“Padahal janji-janji manis dari para agen tidak sebanding dengan risiko dan bahaya yang kita tanggung saat bekerja di luar negeri sana,” kata Emi.

Semakin banyak yang bersuara menentang TPPO seperti Mariance, menurut eks buruh migran di Malaysia itu, bakal meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak mudah terbujuk rayuan bekerja di luar negeri, apalagi secara ilegal atau nonprosedural.

Para orang tua di NTT pun kini menjadi tidak mudah melepaskan anaknya kepada para agen penyalur.


Baca juga: Artikel - Mengenal cara kerja sindikat online scamming TPPO

Sebelumnya, Pemerintah telah mengeluarkan sejumlah regulasi, salah satunya adalah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2023 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (RAN PPTPPO) Tahun 2020-2024. Salah satu strategi pencegahan dan penanganan TPPO adalah memperkuat sistem perlindungan anak dan perempuan dari berbagai tindak kekerasan termasuk TPPO.

Baca juga: Artikel - Memulihkan pekerja korban TPPO lewat pemberdayaan sosial

Semangat Mariance Kabu yang sejalan dengan RAN PPTPPO dari Pemerintah dapat meluas ke masyarakat lainnya sehingga angka TPPO dapat terus berkurang dan akhirnya hilang dari bumi Indonesia ini.

Baca juga: Artikel - Menghilangkan rasa dahaga di Malaka

Cukup sudah Mariance yang menjadi korban dari perdagangan orang.

Editor: Achmad Zaenal M


 



 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mariance bangkit menjadi cahaya