PON 2024 ruang refleksi menuju PON 2028 Nusa Tenggara

id PON,Aceh,PON 2024,Penutupan,PON 2028 Oleh Muhammad Ramdan

PON 2024 ruang refleksi menuju PON 2028 Nusa Tenggara

Arsip foto - Atlet putri Aceh bersama pelatih usai pengalungan medali emas cabang olahraga sepak takraw PON XXI Aceh Sumut di Gedung Idi Sport Center, Idi, Kabupaten Aceh Timur, Minggu (8/9/2024). ANTARA/M Haris SA

...Jangan sampai PON itu meninggalkan sesuatu yang tidak bisa dimanfaatkan, yang terpenting adalah sustainability, ujar menteri berusia 33 tahun tersebut

Meski PON 2024 baru saja berakhir, perhatian kini mulai tertuju pada penyelenggaraan PON berikutnya, yakni PON XXII yang akan kembali bergulir di dua provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2028.

Kedua provinsi ini sepakat untuk menamakan ajang tersebut sebagai "PON Nusa Tenggara," sebagai simbol persatuan dan kebersamaan kedua wilayah.

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi NTB, Mori Hanafi, sebelumnya mengungkapkan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur siap menyelenggarakan pesta olahraga edisi ke-22 nanti dengan lebih baik, belajar dari berbagai pengalaman dan tantangan yang dihadapi oleh Aceh dan Sumatera Utara dalam PON 2024.

Mori optimistis persiapan arena dan cabang olahraga di "PON Nusa Tenggara" akan lebih matang dan tersusun rapi.

Salah satu pelajaran yang dipetik dari PON 2024, menurutnya, adalah pentingnya kesiapan arena pertandingan.

Hal senada juga disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Ario Bimo Nandito Ariotedjo juga mengatakan pada PON 2028 akan berfokus pada keberlanjutan.

Keberlanjutan tersebut, kata Dito, mencakup pengembangan potensi daerah, serta pemanfaatan venue dan infrastruktur yang dibangun untuk PON, agar tetap bermanfaat setelah ajang berakhir.

Dalam rapat evaluasi yang diadakan sebelum penutupan PON 2024, pihak KONI NTB dan NTT bersama Menpora juga membahas kemungkinan adanya format baru untuk penyelenggaraan PON 2028.

Meskipun Dito belum merinci format baru ini, ia menegaskan bahwa perubahan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan memastikan kesiapan yang lebih baik dibanding edisi-edisi sebelumnya.

"Jangan sampai PON itu meninggalkan sesuatu yang tidak bisa dimanfaatkan, yang terpenting adalah sustainability," ujar menteri berusia 33 tahun tersebut.

Dengan berakhirnya PON XXI/2024 di Aceh-Sumatera Utara, babak baru dalam sejarah olahraga Indonesia telah tercatat.

Baca juga: Artikel - Pencak silat dan harapan baru olahraga NTT di level nasional

Semua mata kini tertuju pada PON Nusa Tenggara 2028, yang menjanjikan penyelenggaraan lebih baik dengan fokus pada keberlanjutan dan pengembangan potensi daerah. NTB dan NTT harus benar-benar menjadikan PON 2024 sebuah pembelajaran berharga agar pelaksanaan PON berlangsung sukses dari berbagai aspek.

Baca juga: Komisi X minta investigasi khusus soal insiden pemukulan wasit








Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Round-up -  PON 2024 ruang refleksi menuju PON 2028 Nusa Tenggara