Artikel - Indonesia harus banyak belajar agar lolos ke Piala Dunia

id Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, Kualifikasi Piala Dunia 2026,Piala Dunia 2026,Artikel olaraga Oleh Zaro Ezza Syachniar

Artikel - Indonesia harus banyak belajar agar lolos ke Piala Dunia

Arsip foto - Pesepak bola Timnas Indonesia Thom Jan Haye (kanan) berselebrasi dengan rekannya usai mencetak gol ke gawang Timnas Filipina dalam laga lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2024). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa/aa.)

Indonesia berangkat menuju China dengan emosi tinggi setelah kecewa kepada hasil yang didapatkan di Bahrain satu pekan sebelumnya...
Kekalahan melawan China seketika menjadi panggung menarik para "pelatih dadakan" di media sosial menghakimi timnas Indonesia. 

Shin Tae-yong menjadi korban ganasnya kritik pedas sebagian netizen Indonesia dalam bentuk tagar "Shin Tae-yong out" yang menggema dalam platform X

Mereka menilai pelatih Asia Timur itu tak becus menangani legiun Eropa dalam timnas Indonesia. Bahwa dengan pemain-pemain yang merumput di Eropa, sebagian netizen itu menilai Garuda harus dilatih oleh pelatih level Eropa juga.

Sorotan sebelas starter yang dipasang Shin, yang mencadangkan Thom Haye dan Rizky Ridho, menjadi sasaran utama sebagian netizen itu. Namun, mereka lupa melatih tim nasional itu tak mudah.

Hansi Flick sangat sukses bersama Bayern Muenchen dengan tujuh trofi, tapi gagal total ketika melatih timnas Jerman yang banyak diisi pemain-pemainnya di The Bavarian.

Begitu juga dengan Luis Enrique yang mengantarkan Barcelona meraih treble selama musim 2014/2015 bersama trio MSN (Messi, Suarez, Neymar).

Prestasi ini membuat Enrique dipilih menjadi pelatih Spanyol dalam Piala Eropa 2021 dan Piala Dunia 2022, namun kesuksesannya ketika menukangi El Barca tak berlanjut bersama La Furia Roja.

Sebaliknya, pelatih yang tak mempunyai resume mentereng di klub, Luis de la Fuente, justru menjadi jawaban prestasi federasi sepak bola Spanyol.

Dengan generasi yang jauh berbeda dari masa keemasan Spanyol, formula Fuente terbukti manjur.  Trofi UEFA Nations League 2022/2023 dan Piala Eopa 2024 menjadi buktinya.

Kekalahan di Qingdao adalah bagian dari proses panjang Shin Tae-yong dalam meramu skuad terbaik  timnas Indonesia.

Ia sudah berhasil membawa Indonesia naik dari peringkat 173 dunia ke peringkat 129 dunia. Ia juga membawa Indonesia kembali bersaing di panggung Asia.

Indonesia sedang berada di jalan panjang yang benar dan oleh karena itu sangat aneh jika hanya berbasis satu pertandingan dengan hasil minor, banyak suporter melupakan jasanya dan langsung begitu negatif terhadap tim ini.

Bahwa permainan tim belum konsisten dan sesuai harapan, maka itu wajar. Karena meski diisi pemain-pemain berbasis di Eropa, mereka bukan pemain-pemain kelas satu yang bermain bersama klub-klub besar seperti Barcelona, Liverpool, Manchester City, atau Bayern Muenchen, yang setiap pekan selalu bermain bagus selama 90 menit.


  Mindset menang lawan Jepang dan Saudi

Yang terdekat saat ini adalah pertandingan melawan Jepang dan Arab Saudi di kandang sendiri bulan depan.

Memang berat, tapi Shin Tae-yong perlu menegaskan kepada pemain-pemainnya untuk masuk lapangan dengan pola pikir menang, apa pun hasilnya.

Sukses menahan imbang Arab Saudi di Jeddah pada laga pertama dan penampilan yang tak kunjung membaik The Green Falcons sendiri hingga laga keempat, peluang tiga poin dari tim asuhan Roberto Mancini masih terbuka lebar bagi Garuda.

Jepang juga dalam pandangan yang sama. Jika Australia yang mengalahkan Indonesia 0-4 dalam Piala Asia dan ditahan 0-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, bisa mengimbangi Jepang, maka peningkatan permainan juga dapat dialami Garuda kala  melawan Samurai Biru.

Di Jakarta pada 17 Oktober, Shin mengatakan persiapan timnya menghadapi dua raksasa Asia itu harus sempurna agar bermain bagus selama dua babak tanpa celah.

Konsistensi permainan tim Garuda yang sejauh ini hanya mampu bermain bagus selama satu babak masih menjadi pekerjaan yang harus dibereskan Shin Tae-yong. Jika tak kunjung membaik, maka pintu Piala Dunia sulit dibuka.

Satu poin dari Riffa dan nol poin di Qingdao membuat Indonesia tertahan pada posisi kelima klasemen putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C dengan tiga poin.

Indonesia masih bernapas lega karena jarak poin dari tiga pesaing di atasnya tidaklah banyak, hanya dua poin.

Bahrain pada posisi keempat, Arab Saudi posisi ketiga, dan Australia posisi kedua, masing-masing mengoleksi lima poin. Jepang yang memiliki 10 poin di puncak unggul lima poin dari tiga penguntit terdekatnya.

November nanti posisi itu bisa berubah kembali.

Baca juga: Artikel - Momentum Garuda Muda menguji ketajaman

Piala Dunia 2026 memang masih dalam jangkauan, tapi enam laga tersisa memberi kesempatan banyak bagi Indonesia.  Yang mesti dilakukan Indonesia adalah banyak belajar agar bisa bermain dalam turnamen sepak bola terbesar di dunia itu.

Baca juga: Artikel - Satu poin yang membangkitkan optimisme

Berat memang, tetapi Indonesia sudah memiliki modal berharga dari perjalanan "menuntut ilmu sampai negeri China".







Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Timnas Indonesia harus banyak belajar lagi agar lolos ke Piala Dunia