Ruas Jalan Aegela-Mbay Memprihatinkan

id TDF

Ruas Jalan Aegela-Mbay Memprihatinkan

Ruas jalan yang menghubungkan Aegela-Mbay di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, NTT masih sangat memprihatinkan untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan para peserta Tour de Flores 2017. (Foto ANTARA)

Infrastruktur jalan menjadi salah satu kebutuhan utama balap sepeda internasional guna menjamin kelancaran dan keselamatan para pembalap dari berbagai negara itu.
Kupang (Antara) - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera melakukan perbaikan jalan nasional dari Aegela sampai Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo karena kondisinya sangat memprihatinkan.

"Kita minta Menteri PU agar memperhatikan jalan nasional tersebut karena jalur Aegela-Kota Mbay merupakan salah satu lintasan "Tour de Flores" untuk etape Ende-Nagekeo yang masih rusak parah," katanya saat dihubungi Antara di Kupang, Sabtu.

Dia mengatakan, infrastruktur jalan menjadi salah satu kebutuhan utama balap sepeda internasional guna menjamin kelancaran dan keselamatan para pembalap dari berbagai negara itu.

"Sekitar 30 kilometer ruas jalan tersebut masih dalam kondisi rusak parah sehingga kita harapkan Kementerian PU segera melakukan perbaikan," katanya lagi.

Marius mengatakan, "Tour de Flores" sendiri akan digelar dari 9-14 Mei 2017dengan acara pembukaannya dilakukan di Kota Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata.

Di Lewoleba, katanya, para pembalap akan menggelar aksi balap dalam kota sekaligus mengunjungi destinasi wisata yang ada di sekitarnya.

"Pemkab Lembata akan menyambut mereka untuk pembukaan di sana. Peserta akan melakukan balap dalam kota dan mengunjungi destinasi wisata terdekat sebelum menyeberang ke Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur," katanya.

Dia menambahkan, "Tour de Flores" sudah menjadi agenda rutin yang diadakan setiap tahun oleh pemerintah untuk mempromosikan berbagai kekayaan wisata alam dan budaya masyarakat di Pulau Flores dan sekitarnya.

Untuk itu, katanya, pemerintah dan masyarakat tetap berkomitmen menyelenggarakannya untuk menarik minat orang-orang dari berbagai belahan dunia untuk datang melihat pariwisata di daerah setempat yang eksotik dan unik.

"Setelah "Tour de Flores" akan disambung lagi dengan festival tenun ikat dan parade 1001 kuda sandelwood di Pulau Sumba, dilanjutkan pula dengan serangkaian acara dalam Bulan Soekarno di Ende pada Juni 2017," demikian Marius Ardu Jelamu.