Manggarai Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), berharap pembangunan resort yang memiliki konsep berkelanjutan di Ruteng dapat meningkatkan perekonomian daerah.
"Apa yang Sudamala Group dan Keuskupan Ruteng tanda tangani ini bisa lebih cepat diwujudkan, sehingga dapat memberikan manfaat lebih cepat kepada masyarakat Manggarai juga memberikan manfaat bagi wisatawan yang membutuhkan pelayanan kita," kata Bupati Manggarai Herybertus Geradus Laju Nabit di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Sabtu (11/5).
Pengembangan Sudamala Tented Resort di Ruteng merupakan kemitraan antara Sudamala Resort dengan Keuskupan Ruteng.
Bupati yang akrab disapa Hery Nabit itu menjelaskan juga berharap pembangunan resort tersebut dapat menyerap tenaga kerja lokal sekaligus dapat mendukung pengembangan wisata religi dan budaya di Kabupaten Manggarai.
"Kami berharap penuh pada gabungan antara pariwisata budaya dan religi, karena dua aspek ini untuk Manggarai adalah dua aspek yang berhubungan dimana budaya Manggarai yang diwarnai nafas Katolik dan kekatolikan yang juga diwarnai secara kental oleh budaya Manggarai," katanya.
Hery Nabit berpendapat pengembangan resort itu dapat membantu distribusi wisatawan sehingga tidak saja berkunjung ke Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas, namun dapat terdistribusi hingga Ruteng dan kabupaten lainnya di Pulau Flores bagian timur.
"Saya bersyukur hari ini Sudamala Resort sudah masuk dan saya kira bukan hanya hotel dengan konsep yang dibawa tetapi juga berbagai ilmu yang ditularkan kepada kami semua melalui pertemuan kita selanjutnya," ujarnya.
Pemkab Manggarai, lanjut dia, juga akan memperkuat kelompok tani dan kapasitas masyarakat lokal agar mendapatkan manfaat dari pengembangan resort tersebut.
"Pemerintah juga tidak diam untuk memperkuat kelompok tani yang ada di situ dan saya kira bahan makanan kita di Manggarai sangat siap mulai memenuhi kebutuhan ini, kebetulan juga sejalan dengan berbagai program pemerintah pusat yang arahnya pada ketahanan pangan," katanya.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Sudamala Resorts Ben Subrata berkomitmen untuk menyerap tenaga kerja lokal sebesar 80 persen untuk resort yang berkonsep berkelanjutan dimana menyatu dengan alam dan budaya setempat.
"Untuk penyerapan tenaga kerja biasanya kami itu selalu di atas 80 persen tenaga lokal, jadi itu yang kami lakukan, itu bagian dari komitmen kami terhadap bumi dan manusia," katanya.
Ia juga menjelaskan kemitraan dengan Keuskupan Ruteng mencerminkan semangat keuskupan mensinergikan antara iman, budaya dan pembangunan yang berkelanjutan serta mewujudkan pertumbuhan pariwisata Labuan Bajo yang dapat memberikan manfaat bagi kawasan bagian timur Pulau Flores.
"Ruteng diberkahi dengan keindahan alam dan kekayaan budaya yang luar biasa seperti Gunung Ranaka yang diketahui sebagai puncak tertinggi di Manggarai, Desa Adat Todo dan Ruteng Puu yang yang menyimpan warisan leluhur, situs arkeologi Liang Bua dengan penemuan Homo Floresiensis, lingko sawah jaring laba-laba yang sangat ikonik, tradisi tenun kopi dan tenun yang sangat otentik, sehingga semua ini memberikan landasan kuat bagi kami untuk mengembangkan destinasi Ruteng yang tidak hanya estetik tapi juga bermartabat secara budaya dan bertanggung jawab secara lingkungan," katanya.
Ia juga meyakini kemajuan pariwisata harus berjalan selaras dengan kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat lokal, sehingga dalam proyek itu ia menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dengan menggunakan sumber daya energi terbarukan untuk mengurangi jejak karbon, melakukan konservasi air melalui sistem pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal dalam operasional seperti pelatihan, penyediaan lapangan kerja serta kolaborasi dengan pemasok bahan-bahan pangan, perajin tenun, petani kopi dan komunitas adat.
"Pelestarian budaya dengan adaptasi arsitektur tradisional dan elemen seni lokal dalam desain resort kami, sehingga nilai nilai hidup Manggarai dapat hidup dan dirasakan," katanya.