Pemerintah bantu alat menenun untuk 80 penenun di Kota Kupang

id Ndapamerang

Pemerintah bantu alat menenun untuk 80 penenun di Kota Kupang

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Kupang Danberti E Ndapamerang. (ANTARA FOTO/Benny Jahang)

Bantuan alat tenun itu merupakan bantuan yang sifatnya stimulan dilakukan pemerintah Kota Kupang untuk mendorong peningkatan usaha para penenun tradisional di kota ini.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang membantu alat menenum bukan mesin (ATBM) bagi 80 penenun tradisional di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam upaya mendongkrak hasil produksinya.

"Pada 2019 kami telah mengalokasikan bantuan mesin tenun untuk 80 penenun di Kota Kupang untuk meningkatkan kualitas produksi tenun bagi para penenun tradisional di daerah ini," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Kupang Danberty E Ndapemerang kepada Antara di Kupang, Sabtu (30/3).

Ia mengatakan bantuan alat tenun itu merupakan bantuan yang sifatnya stimulan dilakukan pemerintah Kota Kupang untuk mendorong peningkatan usaha para penenun tradisional di kota ini.

Dikatakannya, bantuan alat menenun dari pemerintah Kota Kupang itu akan diprioritaskan bagi penenun kain tradisional yang secara rutin memproduksi tenun ikat tradisional NTT.

"Kami akan melakukan verifikasi langsung ke rumah warga sebelum bantuan didistribusikan sehingga bantuan itu diberikan tepat sasaran dalam meningkatkan produksi," katanya menegaskan.

Ia berharap melalui bantuan alat menenun maka kapasitas produksi dan kompetensi para perajin tenun di ibu kota provinsi berbasis kepulauan ini semakin berkualitas dan berdaya saing di pasar domestik maupun mancanegara.

Ndapamerang mengatakan, selain memberikan bantuan alat menenun pemerintah Kota Kupang juga memberikan bantuan benang sebagai bahan baku untuk pembuatan kain tenun tradisional NTT.

"Pemerintah Kota Kupang terus berupaya untuk membantu pelaku usaha tenun tradisional agar penenun kain tradisional tetap bertumbuh dan menghasilkan produk yang berkualitas sehingga semakin diminati para konsumen," demikian Ndapamerang.

Baca juga: BI NTT kembangkan pemasaran tenun ikat secara digital
Baca juga: Tenun ikat NTT sulit bersaing