Larantuka jadi kota suci umat Katolik

id Larantuka

Larantuka jadi kota suci umat Katolik

Prosesi Jumat Agung di Kota Reinha Rosari Larantuka, sebagai puncak dari peringatan Semana Santa di ujung timur Pulau Flores itu. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)

Larantuka, ibu Kota Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang selama ratusan tahun terkenal dengan wisata rohani Samana Santa, akan diusulkan menjadi kota suci bagi umat Katolik di Indonesia.
Kupang (ANTARA) - Larantuka, ibu Kota Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang selama ratusan tahun terkenal dengan wisata rohani Samana Santa, akan diusulkan menjadi kota suci bagi umat Katolik di Indonesia.

"Usulan tersebut dengan alasan, Larantuka merupakan kota yang menjadi bagian dari sejarah masuknya agama Katolik di Indonesia. Pemerintah Provinsi NTT berencana akan mengusulkan destinasi wisata rohani Samana Santa di Larantuka menjadi kota suci umat Katolik di Indonesia,"  kata Kepala Bidang Destinas Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Eden Klakik di Kupang, Jumat (14/6).

Menurut dia, selain alasan sejarah masuknya agama Katolik pertama di Indonesia, Kota Reinha Rosari sebutan untuk Larantuka merupakan kerajaan Katolik pertama di Indonesia.

"Pertimbangan lainnya adalah perayaan Samana Santa yang usianya sudah mencapai ratusan tahun di Flores Timur, dan perayaannya masih tetap terlaksana dari dulu hingga sekarang," kata Eden.

Perayaan Samana Santa adalah tradisi keagamaan yang merupakan warisan Portugis yang sudah berlangsung lebih dari 500 tahun, ketika bangsa Portugis menyebarkan agama Katolik dan berdagang cendana di Kepulauan Nusa Tenggara.
Para peziarah Katolik mengantar patung Yesus yang disalibkan saat prosesi Laskar Laut di Larantuka, Flores Timur, NTT, Jumat (14/4). Prosesi laskar laut ini merupakan bagian dari Semana Santa (pekan suci) di Reinha Rosari.(ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Larantuka secara historis-religius, juga terkenal dengan sebutan Kota Reinha. Kota tua kecil yang terletak di kaki Ile Mandiri itu telah menyerahkan seluruh kehidupannya kepada perlindungan Bunda Maria.

Sejarah mencatat, semenjak kedatangan Portugis pada abad XV-XVI, sejak itu pula pengaruh Portugis mulai tertanam dalam proses kehidupan masyarakat Larantuka.

Salah satu peninggalan terbesar dan tetap tinggal dan dilanjutkan hingga dewasa ini adalah pelaksanaan ritus prosesi Jumat Agung pada musim Paskah setiap tahun.
Prosesi Samana Santa di Larantuka Flores Timur. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)