Penutupan Pulau Komodo untuk kepentingan konservasi

id pulau komodo

Penutupan Pulau Komodo untuk kepentingan konservasi

Para pengunjung sedang mengabadikan seekor Komodo di Pulau Komodo dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) di ujung barat Pulau Flores, NTT.(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/ama).

Penutupan kawasan wisata Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, tetap dilakukan pada 2020 untuk kepentingan konservasi, sekalipun ada pihak yang menolak penutupan kawasan wisata internasional tersebut.
Kupang (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef A Nae Soi mengatakan penutupan kawasan wisata Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, tetap dilakukan pada 2020 untuk kepentingan konservasi, sekalipun ada pihak yang menolak penutupan kawasan wisata internasional tersebut.

"Penutupan kawasan wisata Pulau Komodo sudah final mulai diberlakukan pada 2020. Penutupan itu untuk kepentingan konservasi sehingga habitat Komodo tetap terjaga dan tidak mengalami kepunahan," kata Wagub NTT Josef A Nae Soi kepada wartawan di Kupang, Senin (29/7).

Mantan anggota DPR-RI itu menilai aksi demonstrasi penolakan penutupan kawasan wisata Pulau Komodo merupakan hal yang wajar dan lazim terjadi saat pemerintah membuat suatu kebijakan maka muncul sikap pro dan kontra di masyarakat.

Ia mengatakan penutupan kawasan Pulau Komodo sebagai upaya pemerintah untuk menyelamatkan binatang purba raksasa varanus komodoensis agar tidak mengalami kepunahan.

Menurut dia, kawasan wisata Pulau Komodo sebagai tempat habitat asli Komodo maka harus bebas dari pemukiman penduduk sehingga Komodo menjadi liar sesuai aslinya.

"Apabila kita menginginkan hewan Komodo menjadi liar dalam habitat aslinya, maka tentu tidak boleh ada permukiman penduduk dalam kawasan itu," tegas Nae Soi.

Baca juga: Siapa sebenarnya yang berhak mengelola TNK

Kendati demikian, kata dia, harus realistis bahwa dalam kawasan Pulau Komodo sudah ada pemukiman warga, sehingga pemerintah NTT menggunakan prinsip dimensi fleksibilitas dalam penanganan warga dengan mengacu pada beberapa opsi.

Opsi pertama, apakah manusia dikeluarkan dari Pulau Komodo atau tetap mengizinkan warga bermukim dalam kawasan pulau itu dengan jaminan konservasi tetap dilakukan atau mengeluarkan warga di Pulau Komodo secara bertahap.

"Kita tinggal negosiasi dengan warga di daerah itu, tetapi yang paling penting menyelamatkan Komodo agar tidak punah. Pemerintah akan melepasliarkan hewan yang menjadi makanan utama Komodo di daerah itu untuk makanan Komodo," tegas Josef A Nae Soi.

Ia mengatakan pemerintah NTT akan mencari tempat yang cocok sebagai lokasi pemukiman warga di Pulau Komodo yang dipindahkan, setelah kawasan wisata itu ditutup pemerintah NTT. "NTT memiliki banyak pulau kosong yang bisa ditempati warga dari Pulau Komodo itu," tegasnya.

Ia berharap berbagai pihak yang ngotot menolak dilakukan penutupan kawasan wisata Pulau Komodo untuk datang berdiskusi dengan pemerintah NTT sehingga rencana penutupan Pulau Komodo pada 2020 itu tidak menjadi polemik.

Baca juga: Tahun depan, objek wisata Pulau Komodo ditutup untuk wisatawan
Baca juga: Mau tahu jumlah komodo di TNK saat ini