Kupang (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) Dr Ahmad Atang MSi menilai kemungkinan duet Prabowo Subianto-Puan Maharani pada Pilpres 2024 bukan harga mati, karena waktu masih lima tahun.
"Bagi saya, duet Prabowo-Puan bukan harga mati, karena waktu masih lima tahun, dan prahara politik bisa saja terjadi sebelum tahun 2024," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Jumat (8/11).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan perkembangan politik nasional pascapertemuan petinggi NasDem dan PKS, serta peluang koalisi PDIP-Gerindra dalam mengusung Prabowo-Puan pada Pilpres 2024.
Menurut dia, prahara politik bisa terjadi di internal kedua partai politik (PDIP-Gerindra) tersebut sebelum tahun 2024, yang dapat mengganggu kemesraan antara petinggi kedua partai politik tersebut.
Dia menambahkan, jika Prabowo Subianto menjadi calon presiden maka akan ada politik arus balik, di mana pendukung setia Prabowo akan meninggalkannya.
"Ketika Prabowo masuk dalam lingkaran kekuasaan menjadi menteri, maka sepak terjang politik akan terbaca menjadi pembela pemerintah," katanya.
Menurut Ahmad Atang, kegagalan Presiden Jokowi dalam memimpin negeri ini merupakan kegagalan Prabowo, tetapi keberhasilan Jokowi tidak identik dengan keberhasilan Prabowo.
Duet Prabowo-Puan pada Pilpres 2024 bukan harga mati
"Bagi saya, duet Prabowo-Puan bukan harga mati, karena waktu masih lima tahun, dan prahara politik bisa saja terjadi sebelum tahun 2024," kata Ahmad Atang.