Ada tiga modal utama jadi calon kepala daerah

id pilkada serentak

Ada tiga modal utama jadi calon kepala daerah

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang MSi. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

"Dalam demokrasi partisipasif pilkada saat ini, para calon kepala daerah maupun wakil kepala daerah, harus memiliki tiga modal utama," kata Ahmad Atang.
Kupang (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang MSi mengatakan dalam demokrasi partisipasif pilkada saat ini, para calon kepala daerah maupun wakil kepala daerah, harus memiliki tiga modal utama.

"Paling tidak memiliki tiga modal utama yakni modal politik, modal sosial dan modal finansial," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Rabu (13/11), terkait pelaksanaan Pilkada 2020 di sembilan kabupaten di NTT pada tahun depan.

Dia menjelaskan, modal politik menggambarkan seorang kandidat harus memastikan dengan partai koalisi apa saja yang akan menjadi kendaraan politiknya.

Baca juga: NasDem NTT tetapkan empat paslon kepala daerah
Baca juga: Golkar segera finalisasi bakal calon kepala daerah untuk pilkada 2020


Modal politik ini penting jika kandidat tersebut memilih jalur partai, maka mengamankan diri melalui partai adalah suatu keharusan sebagai jaminan akan modal politik tersebut.

Selain itu, dibutuhkan modal sosial. Seorang kandidat harus memastikan basis dukungan masyarakat yang bisa dipetakan untuk mendapatkan dukungan politik. Tanpa modal sosial, apapun kendaraan politiknya tidak punya arti jika tidak memiliki peta kekuatan riil.

Sedangkan modal finansial, menggambarkan seorang kandidat memiliki dukungan materi yang dapat memobilisasi sumber daya politik untuk memenangkan pertarungan politik, katanya.

Tanpa dukungan modal politik, finansial dan modal sosial, calon akan kesulitan untuk meraih kemenangan dalam pilkada.

Baca juga: Delapan bakal calon kepala daerah lamar ke PDIP Manggarai
Baca juga: Mendagri ingatkan kepala daerah jaga mulut